Minggu, 18 Desember 2011

RUMAH BANYAK JENDELA (Sajak Iverdixon Tinungki)

Katamu aku sebatang pohon di hatimu
Agar tak mati di suatu hari
Ketika abad terlalu jauh pergi
menyeret detak nadi

DI BAWAH LANGIT ASAM ( Sajak Iverdixon Tinungki)

pohon di bawah langit yang asam ini
berbagi teduh di ruang hati
yang dulu berisi manja dan tawa kecilmu

MALAM DI PUCUK ILALANG ( Sajak Iverdixon Tinungki)

ketika itu, malam ditangkap pucuk ilalang
wajah gadis itu dirampas gelap berkesiuran
di sana di liukan tanah yang membucitkan angin
aku berdiri di dekat hatinya saat ia pergi

Kamis, 08 Desember 2011

SEBUAH LAGU HAMPIR KULUPA (Puisi Iverdixon Tinungki)

  (Puisi
di Café Mart yang luas, cinta adalah kehidupanmu; katamu
aku mendengar nyanyian hati pada denting piano
gaunmu berwarna pink dan matamu pelangi
aku selalu tak menghafal tanggal dan hari itu
kecuali isyarat laut  di balik jendela tentang rahasia
bahwa kita senantiasa punya saat melayari waktu

TAGULANDANG 1870 *) (Puisi Iverdixon Tinungki)


raja fasik menghina langit
membangunkan ombak menyebar mautnya

rubuhlah tiangtiang kedatuan
oleh kata lancang rajanya
dalam bau amis kemabukan semalaman
yang paginya tumpah jadi serapah di depan gereja

lagi di senja berkabut ia menuding langit
seakan Tuhan seorang terpidana
bersujud kalah di depan kebesaran seorang raja
seperti sejarah sultansulatan menyembah leluhurnya