Rabu, 22 Februari 2017

PENYAIR IVERDIXON TINUNGKI



IVERDIXON TINUNGKI, penyair berdarah Nusa utara ini lahir di Manado, 10 Januari 1963. Anak ke tiga dari lima bersaudara. Ayah Erens Tinungki, ibu Triofina Sono. Menikah dengan Adolfina Lusye Damura dan dikurania dua putri, Adetisye Novelia Tinungki dan Crysty Puitika Tinungki. Menjalani masa kecil di pulau Siau hingga kelas 5 SD. Pada 1974, pindah ke Manado. Lulus SMA 1982 dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Merdeka Manado.

Selasa, 21 Februari 2017

PENYAIR ALFRITS KEN OROH

Oleh: Iverdixon Tinungki



ALFRITS KEN OROH adalah penyair, perupa dan dramawan. Lahir, 16 April 1982, di desa Wuwuk, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan. Anak pertama dari tiga bersaudara Keleluarga Oroh Palar. Ia mulai berkesenian secara sadar dan intens, sejak kuliah di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNIMA Tondano dan langsung bergabung dengan Teater Ungu tahun 2000 dan menjadi Ketua Umum tahun 2004 - 2005.

PENYAIR EPAFRAS RARANTA

Oleh: Iverdixon Tinungki



EPAFRAS RARANTA, adalah penyair, dramawan, musisi, dan seorang Pendeta. Ia termasuk angkatan pelopor kesusteraan modern di Sulawesi Utara. Karya-karya puisinya bertebaran diberbagai media masa sejak kurun 1960-an. Puluhan karya dramanya ajek dipentaskan sejak 1970-an oleh sejumlah

PENYAIR FRANGKY KALUMATA

Oleh: Iverdixon Tinungki



Frangky Kalumata, penyair dan dramawan yang  terlahir dengan nama Franciscus P. Kalumata. Lahir di Minahasa, 9 September 1958 dari pasangan suami istri Yakop Kalumata dan Anie Raintung.  Menikah dengan Farida Daeng, dan dikaruniai tiga orang anak,  Elfran Kalumata, Asmarini, dan Faradiba.

PENYAIR GREENHILL GLANVON WEOL

Oleh: Iverdixon Tinungki


GREENHILL GLANVON WEOL, dilahirkan di Rumoong Atas, Minahasa, pada 22 Oktober 1977. Masa kecilnya dihabiskan di Manado. Ayahnya yang adalah guru Bahasa Inggris memperkenalkan bermacam literatur ke ingatannya. Mulai Mark Twain sampai Vonnegut, dari Kho Ping Ho sampai beragam komik pewayangan koleksi ayahnya lahap dibacanya. Seperti banyak remaja di tahun 90’an, ia pun bermimpi menjadi rockstar. Di SMA membentuk band sekolahan –diberi nama ‘Wild child’- bersama 5 sahabatnya. Ia

PENYAIR JENRY KORAAG

Oleh: Iverdixon Tinungki



JENRY JOHN ARISON KORAAG, lahir di Manado, 30 Januari 1978, dari ayah yang berasal dari desa Koha, serta ibu dari desa Pineleng. Menghabiskan masa kanak-kanak dengan berpindah-pindah tempat di dua desa ini.

PENYAIR RAHADI GEDOAN

Oleh: Iverdixon Tinungki



RAHADIH GEDOAN. Penyair dan dramawan ini menggunakan nama ‘seni’ Ie Hadi G dalam karya puisi dan drama. Lahir di Rainis, Talaud pada 25 Juni 1979 dari pasangan Binoni Gedoan dan Agustina Ello. Kecintaan terhadap dunia sastra telah tumbuh sejak belia, lewat tradisi dongeng yang berkembang baik di kampungnya.  Sejak kecil menyukai bacaan, terutama terbitan Balai Pustaka di perpustakaan sekolah. Hal-hal inilah secara tidak sadar telah membentuk fondasi unik pada dirinya untuk mencintai dunia sastra dan pertunjukan.

PENYAIR REINER EMYOT OINTOE

Oleh : Iverdixon Tinungki



REINER EMYOT OINTOE adalah penyair, budayawan dan kritikus sastra. Lahir di Gorontalo 24 Oktober 1958. Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Jerman pada Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado (1985) dan studi di Ferien Sommerkurs, Universiteit Otto Friedrich, Jerman (1990). Pernah aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan seperti: Ketua Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Manado (1998-1999), Sekertaris Lembaga Kajian dan Konsultasi Regional (LAPRIL) Sulut (2000-2007), Ketua

PENYAIR SEMUEL MUHALING

Oleh: Iverdixon Tinungki



SEMUEL MUHALING, adalah penyair, esais, peminat drama, lukis, patung, dan relief. Lahir di Desa Mawali, pulau Lembeh kota Bitung Sulawesi Utara pada, 18 Sepetember 1964. Ayahnya, Yohanes Muhaling, ibunya Mismartje Tatipang. Sem --nama panggilannya-- anak pertama dari lima bersaudara. Menikah dengan Yetrinecke Yustisia Lalenoh, dikaruniai dua orang putri, Cecilia Nordica Susastra dan Gabriely Danila.

PENYAIR SOVIAN LAWENDATU

Oleh: Iverdixon Tinungki



SOVIAN LAWENDATU, selain dikenal sebagai penyair, ia adalah seorang esais dan kritikus sastra yang produktif. Lahir di Kampung Sawang, Sangihe, 20 Mei 1968 dari pasangan Benjamin Lawendatu (mantan Guru Injil) dan Rusnalien Dilly (Guru SD). Menikah dengan Femmy Johana Maramis, dikaruniai tiga orang anak : Iqnoranta Ars Kreato Lawendatu, Johanis Adrian Sains Lawendatu, dan Emanuela Providentia Lawendatu.

Jumat, 17 Februari 2017

PENYAIR JANE ANASTASIA ANGELA LUMI

Oleh: Iverdixon Tinungki


Penyair satu ini, kesehariannya tidak lepas dari gitar. Ia memang cukup piawai memainkan gitar klasik. Bahkan ketika tampil membaca puisi, iringan petikan gitar ikut hadir di sana. Membaca sekian banyak puisinya, kita dipertemukan dengan diksi-diksi dari khazanah musik klasik Eropa. Jane Anastasia Angela Lumi, memang penyuka musik klasik.
Penyair dan Sarjana Sastra ini lahir di Tomohon, Sulawesi Utara pada, 8 Januari 1980. Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara sejak tahun 2009-2016, dan pada Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulawesi Utara sejak Januari 2017 hingga sekarang.

PENYAIR JOHNY RONDONUWU

Oleh: Iverdixon Tinungki



JOHNY RONDONUWU, penyair, sketser, pelukis, dan dosen Seni Rupa IKIP Manado ini, lahir di desa Sarawet, Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, 16 Januari 1955. Dalam berkesenian ia tak saja melahirkan banyak karya, tapi juga sejumlah murid yang dikemudian hari menjadi penyair dan pelukis terkemuka di Sulawesi Utara. Ini sebabnya, Jonrond – begitu sapaan akrabnya – dipandang sebagai salah satu dari sedikit pelopor kepenyairan modern di Sulawesi Utara bersama penyair Husen Mulahele.

PENYAIR ISWAN SUAL

Oleh: Iverdixon Tinungki



ISWAN SUAL,  penyair lulusan sastra Inggris Universitas Negeri Manado ini lebih tertarik bersastra dalam bahasa Manado dan Minahasa, khususnya Bahasa Tontemboan. Lahir dan besar di ro’ongTondei, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Anak pertama dari pasangan Lexy Sual dan Selvie Tombuku.

PENYAIR DEAN JOE KALALO

Oleh: Iverdixon Tinungki



DEAN JOE KALALO, penyair, praktisi sastra dan teater kelahiran Manado Sulawesi Utara pada 17 Juli 1983. Bergiat di Theater Club Manado sebagai aktor, sutradara dan penulis naskah drama. Menekuni seni sejak tahun 2001 ketika kuliah di Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi dan bergabung dengan Teater Kronis.

PENYAIR LEONARDO AXEL GALATANG

Oleh: Iverdixon Tinungki



Leonardo Axsel Galatang, Lahir di Bitung, 27 Maret 1963. Pendidikan terakhir Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Merdeka Manado. Bekerja sebagai wartawan di Harian Manado Post hingga pensiun. Mulai menulis puisi sejak di bangku SMP. Saat di bangku SMA Negeri Bitung (1980 -1983), puisi-puisinya, menghiasi Majalah Dinding sekolah, dan berbagai media cetak. Selain aktif menulis puisi, Axsel –begitu sapaannya—juga menulis naskah drama, Cerpen dan Esei. Ratusan puisi dan seratusan naskah drama telah ditulisnya.

PENYAIR FREDY SREUDEMAN WOWOR

Oleh: Iverdixon Tinungki



FREDY SREUDEMAN BENYAMIN MARNY WOWOR, demikian nama lengkap penyair, dramawan dan dosen yang dikenal eksentrik ini. Tak saja penampilannya kesehariannya yang punk, di panggung puisi ia selalu tampil dengan gaya blues.   Lahir di Tomohon, 4 Maret 1977. Sejak masa kanak-kanak menetap di Sonder, sebuah pemukiman yang terletak pada wilayah Pegunungan Lengkoan di Minahasa.

PENYAIR CHRISTOFEL W.B. MANOPPO

Oleh: Iverdixon Tinungki



CHRISTOFEL W.B. MANOPPO, adalah penyair sekaligus atlit Anggar. Lahir di Manado, 27 Maret 1981. anak pertama dari dua bersaudara. Hobi menggambar sejak kanak-kanak. Banyak menulis puisi dan cerpen. Juga aktif terlibat dalam kegiatan sastra dan teater di Sulawesi Utara.

PENYAIR JAMAL RAHMAN IROTH

Oleh: Iverdixon Tinungki



Bila fotografi melukis dengan cahaya, maka puisi melukis dengan kata-kata. Dua kemampuan ini dimiliki Jamal Rahman Iroth sekaligus. Di Sulawesi Utara, ia dikenal sebagai fotografer professional sekaligus penyair yang produktif berkarya. Karya fotografinya telah diterbitkan dalam sejumlah buku, majalah, dan media massa lainnya, demikian pula puisinya. Dalam proses berkarya, dua talenta yang dimilikinya ini tampak saling mempengaruhi bahkan saling berartikulasi. Lewat karya fotografinya kita disuguhkan zona instingtif