Kamis, 09 Maret 2017

PENYAIR ACHI BREYVI TALANGGAI

Oleh: Iverdixon Tinungki



Penyair dan sutradara teater ini, lahir di Manado 25 Juli 1990. Anak pertama dari Melton Talanggai dan Olga Silouw. Tamat dari  SMA Negeri 5 Manado pada 2007. Tahun 2010 melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra Unsrat dan mengambil fokus Literatur di Sastra Indonesia hingga meraih gelar Sarjana Sastra.

PENYAIR ARIE TULUS

Oleh: Iverdixon Tinungki



ARIE TULUS adalah penyair produktif, pelukis, perupa dan seorang dosen. Lahir di Kakaskasen Tomohon Minahasa pada 14 April 1962 dari keluarga Tulus-Rumimper. Setamat di SPG Kristen Tomohon tahun 1981, ia berangan-angan menjadi seorang pelatih olah raga, karena ia pehobi atletik dan volley ball. Untuk meraih angan-angannya, ia memilih kuliah di Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan di IKIP Manado.

PENYAIR BENNI E. MATINDAS

Oleh: Iverdixon Tinungki



Jalan hidup Benni E. Matindas (lahir 1955 di Manado)—yang disebutnya sendiri sebagai perjalanan puitika—bisa dibagi dalam beberapa ruas. Ruas pertama berawal pada 1975, ditandai ketika ia yang sudah secara serius menulis puisi dan melukis sejak remaja ini mulai mempublikasikan puisi, cerpen dan esainya di media massa yang terbit di Jakarta, Manado, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Ruas ini hanya sepuluh

PENYAIR DJEMI TOMUKA

Oleh: Iverdixon Tinungki



Ia seorang dokter ahli foreksik. Kesehariannya selalu berhubungan dengan tubuh manusia setelah mati. Karena itu buku kumpulan puisinya yang pertama berjudul “Seperti Angin”. Karena lewat puisi ia ingin menceritakan kehidupan.

PENYAIR HUSEN MULAHELE 1944-1988

Oleh: Iverdixon Tinungki



Dalam sebuah forum yang khusus membahas sajak-sajak Husen Mulahele, seseorang mengajukan ‘definisi’: “Husen adalah pertama-tama sebuah integritas, selanjutnya dan selamanya ia membangun terus integritas itu untuk terutama membuat puisi, maka bahkan seutuh dirinya adalah puisi yang selalu berdaya pukau.”