Kuku Kucing Mata Kucing
Kuku kucing tajam dan kuat
di balik bulu mengincer buas
Mata kucing bersitkan sahaja
Jangan kau kira ia tak mengintai segala
Kuku kucing siratkan bahaya
Nafsu manusia hulu s’gala maksiat
Mata kucing sigap berjaga
Mata manusia cermin segala dusta
Kuku kucing tajam dan kuat
Di atas kursi matanya tiduran
Hidungnya kelana mengincer mangsa
Di atas remah kejahatan manusia
2003
Mengecat Tembok
Mengecat tembok
Mengecat kenangan dan sejarah
Yang tak terhapuskan adalah catatan kebiadaban kita
Saban tahun kita mengecatnya
menututup dusta kita
Dusta yang sama senantiasa bersinar dalam jiwa
2003
Bertamu di Ruang Gubernur
Selalu bertamu dan berbagi senyum
Duduk rapih
Dan pembicaraan dipublikasikan
Selalu selepas pintu kita berpisah
Yang tadi itu seremoni belaka
2003
Mencium Istri
Mencium istri bukan seremoni tapi kewajiban saban pagi
Ia meremkan mata dan menyelip kita ke bilik bathinnya
Ia ingat lima ekor ayam belum makan
Buru-buru menaburkan segenggam beras di halaman
Hujan pun turun
Aku memeluknya
Dan diesoknya ia melahirkan tiga boca yang harus ku beri nama
Dan kubisikan: Kita harus berternak
Kerena dunia bukan semata milik manusia
Selain rimba
Kita mesti punya taman di jiwa
Hingga anak-anak bisa mengejar kupu
Dan merangkai bunga di hatinya
2003
Kebun Penyair
Apa yang ditanaman penyair di kebunnya?
Cinta !
Sebab darisanalah orang-orang memetik
Kerinduan-kerinduan
2003
Mencangkul
Seribu tahun mencangkul
Tak mungkin kubuat gunung
Dan betapa dalam bawah bumi
Ilmu pohonnya di Cina
Marifat Salomo dari Ghenggona
2003
Menanam Pepaya
Manis selalu berasal dari pahit
Begitu Ghenggo mencipta pepaya
Dan aku menanam beribu bibitnya dalam jiwa
Ketika kedua anakku lahir kubagikan masing-masing sepohon
Dan sisanya akan kubawa pada Tuhan
Bekal hidup hari kemudian
2003
Bonsai Kelapa
Tuhan menciptakan segala yang tinggi
Manusia mengerdilkannya
Dalam vas
Dalam jiwa
2003
Pisang Goroho
Mudah menanam
Mudah memanen
Bagi mereka yang punya lahan gembur
Di lembah
Sebab di sana humus berkumpul di bawa hujan
Yang mengikis gunung
Tanamlah seribu rumpun
Agar ada serumpun buat anak cucu
Dan sisanya mengenyangkan serdadu
2003
Mawar Pot
Guntinglah tangkai tua
Bila kau rindu tangkai baru membawa bunga
Sebab yang indah melesat di tengah duri yang kuat
Bila kambing memakan daun-daunnya
Potonglah semua
Agar batang memunculkan tunas barunya
2003
Ayam Meninggal
Ayamku meninggal di bawah kursi
Dan aku menguburnya ke bumi dengan sesal
Sebab bila ia tak keburu mangkat
Akan kukirim pada kawan berpangkat
Biar kokoknya mengingatkan semua
Akan kesasksian sebuah kitab
2003
Ke Gereja
Membopong anak istri ke gereja
Bikin kita tampak tak bercelah
Padahal saban kita mengenakan dasi
Teringat Tuhan kita tukar dengan nasi
Alhasil kita terus sedih
Dipanggil Judas buat gantung diri
2003
Pencuri Ubi
Seribu tahun aku menanam
Sekali pencuri mengambilnya
Selain ubi dibawa pergi doaku di waktu pagi
Dan aku berdoa lagi
Menanamnya lagi
Hingga seribu tahun pencuri mengambilnya lagi
2003
Nopi Mengetiklah
Tuhan pemilik sabda
Dan manusia menulisnya
Nopi mengetiklah
Selagi Dia masih mewartakan isyarat kehidupan
Sebab esok-esok mungkin kau
Kehilangan kata
Buat sanak saudara yang kelaparan
Meski mereka memohon dari pagi hingga petang
Dan yang kau punya tinggal air mata
2003
Mentari Di Jendela
Saban sore mentari di jendela
Mengintip Tuhan menggerakkan imajinasi
Ia pun masuk dalam puisiku menjadi cahaya
Berkelana pada setiap air mata
Dan serpih kesah anak jalanan
Yang letih mencari rumah
Esoknya ia datang lagi
Membakar marahku pada para pemimpin
Yang kehilangan perih kaum miskin
2003
Mengurus Koran
Mengurus koran
Mengurus setengah kebohongan-kebohongan
Mengurus partai
Mengurus semua kebohongan
Demi kuasa Tuhan dijadikan pedang
Kemudian disalibkan
2003
Jangan Bertengkar
Jangan bertengkar tetangga
Sebab rumahmu terbakar ia tertawa
Engkau sakit ia menyumpah
Jangan bertengkar pejabat
Nanti beras jatah kau tak dapat
Anak saudara tak dapat pangkat
Tapi lebih baik bertengkar dengan siapa saja
Asal jangan dengan Tuhan
Sebab kau tak punya tempat setelah masuk liang lahat
2003
Berteman Bupati
Berteman bupati enaknya di lihat orang
Dalam hati kita sadar makna khianat
Satu dua kali kita nyewa mobil dengan uang rakyat
Sampai mati kita bernama pengkhianat
2003
Mencumbu Lonte
Dengan sepotong roti dari Garin
Mencumbu lonte enak juga
Bersama-sama naik taksi ke penginapan
Di pintu depan kita ingat
“Tuhan datang untuk orang berdosa”
Untuk tidak bikin dosa !
2003
Ke Gereja
Membopong anak istri ke gereja
Bikin kita tampak tak bercelah
Padahal saban kita mengenakan dasi
Teringat Tuhan kita tukar dengan nasi
Alhasil kita terus sedih
Dipanggil Judas buat gantung diri
2003
Teman Pemarah
Berteman dengan si pemarah
Laksana hidup di tengah duri
Tapi bertahanlah !
Sebab musuh lebih berbahaya dari saudara tiri
2003
Gina, Di Kedai Nasi Kuning
Terik itu bersayab Gina
Jika kau menunggangnya ia bawah engkau kepangkuan nestapa
Jangan bimbing matamu ke sana
Jika tak ingin menatap masa depan dan menjemput bayangan
Di kedai nasi kuning ini biarlah kau bertukar sapa dan berbagi kesah
Waktu beringsut Gina, di kedai nasi kuning
Dukamu terkurung hujan dari hati tersayat
Matamu berlalulalang di sepanjang etalase di antara iklan
Kangker di susumu masih memerah
Dan jiwamu betapa perihnya
Untung wajahmu cantik hingga kau masih boleh
Menegakkan dada
Dan betismu yang remaja menggelisahkan
Harapan di atas trotoar
Jika waktu membawamu ke uzur
Katakan kau masih Gina yang dulu
Tak pernah terbunuh oleh waktu
2003
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
DRAMA NATAL PINTU Karya: Iverdixon Tinungki (DILARANG DIPENTASKAN TANPA IZIN PENGARANG) SATU : Bunyi Lonceng 3 kali. Disamb...
-
BAGIAN I: SEBUAH PANGGUNG LELAKI MISTERIUS DAN BATU-BATU WAKTU MENDETAK PADA LAGU ITU ANAK MANUSIA DI TENGAH PADANGNYA KEHIDUPAN...
-
PUISI PENGAKUAN DOSA karya: iverdixon tinungki Kami yang membiarkan mata Menjadi sayap-sayap hilaf yang membiarkan mulut Me...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar