sulit mencari hutan di kota kilometernya sempit
pepohon di sudut-sudut ratapi kenangan
anak pencari kayu bakar, bunga-bunga liar
kutulis hutan itu pada sebuah sajak
semacam surat buat dia
agar ia selalu bisa ke sana
di hutan sajak itu
dipungutnya potongan-potongan cabang
segala yang tersisa
bertangkai-tangkai bunga
semata ingin pulang ke kenangan
seperti ditulis diari masa kanak-kanak
dalam sajak itu, aku menemaninya
memasangi unggun
nyelipkan pasa di rambutnya
hati dan matanya lukisi telaga
dimana rindu berenang bertemu cinta
berjam-jam kami duduk tanpa gelisah memandang gerak api
hingga kobarannya membakar semua kenangan kami
2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar