Katamu aku sebatang pohon di hatimu
Agar tak mati di suatu hari
Ketika abad terlalu jauh pergi
menyeret detak nadi
Seperti chimborazo berbagi sejuk dengan matahari
Kita adalah kekasih, meski kata menjadi bisu
Dan kematian tak mampu membunuh
Selalulah abadi walau cinta tak kita namai
sebab laut menyambungkan setiap cakapan
yang retak dan lisut pada airmata kita
dan ketika kukatakan engkau embun
kerna rindu mengacakan wajahmu dan deras nafasku
laksana rumah banyak jendela
meluaskan kita bersitatap tanpa jeda musim dan waktu
1 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
DRAMA NATAL PINTU Karya: Iverdixon Tinungki (DILARANG DIPENTASKAN TANPA IZIN PENGARANG) SATU : Bunyi Lonceng 3 kali. Disamb...
-
BAGIAN I: SEBUAH PANGGUNG LELAKI MISTERIUS DAN BATU-BATU WAKTU MENDETAK PADA LAGU ITU ANAK MANUSIA DI TENGAH PADANGNYA KEHIDUPAN...
-
PUISI PENGAKUAN DOSA karya: iverdixon tinungki Kami yang membiarkan mata Menjadi sayap-sayap hilaf yang membiarkan mulut Me...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar