tugu peringatan peperangan itu
membawaku bau peluru, sengat batu
sedih biru
angin menyelimutinya
berulangkali menerjemahkan sunyi
runtuh ke akarakar lumut
begitu getir mendekapi bau pedih
selalu menguar dari liang tanah
di mana rebah bangkaibangkai
membawa beribu luka, beribu katakata
semua meruyup kisah gelisah
dengan asap meratapi nyanyian
hati
mengambang tanpa temali
orangorang kehilangan kekasih
mengisaki hujan dengan segala kegemetarannya
menyelinapkan darah mereka ke tubuhtubuh sepi
seorang bayi, ibu, saudari, bapak, dan masih banyak lagi
tak bisa disebut lagi, dimaknai lagi
--karena mati tak akan membawa
mereka kembali--
begitu saja tumpah ke atas tugu ini
bah peperangan, nyawanyawa cahaya
lingsir ke dalam cadar kabut
gugup menyelesaikan erang dan riang yang hilang
pada detikdetik tanpa cuaca
doadoa pecah dalam raung
tibatiba tumbuh bersama ngilu kemboja
kehilangan seluruh pucuknya
ketika bungabunga bergelantungan begitu sanwa, begitu merah
di tengah udara seakanakan melepas seluruh nyawanya
dan kita membuatnya hidup kembali
pada analogi tiang, kotak dengan bola bumi yang miring
dalam berpasang mata tak mampu menangkup
kisah lampau itu ke dalam kini lebih maut lagi
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar