malam melukai kita dengan tepitepi
yang hilang
melipat bayang satu jam lalu ramai lalulalang
sepi tumbuh ke segenap dinding
bangunan
sebentuk belukar. lumut dan abu
bersisihan
aroma kopi, wine terjulai mensedekahi
hati
sedang menapis amisamisnya
mari kita bebaskan semua keinginan ke
dalam dekapan
sambil berkendara mengitari ruas
kesunyian
jalanjalan menikung, di pesisir laut tertimbun
itu
sejenak kau ingin menepi. menaruh
pesan, katamu
pesan bermakna kalam ke laut kelam
secemasnya panoramik teluk ini,
tibatiba
seribu perahu datang meminangmu
juga penyair yang dulu menyusun sajak
tentangmu
berkalikali ia runtuh, kembali ke nafasmu yang masih itu
kian utuh
waktu memang penat mengeja ritme
habanera di bibirmu
kakikaki kecilmu menghentak malam
malam berpendaran dalam katakata
anggun
selalu ingin kurengkuh dari pelukmu
sebelum sepi ini pergi
melupakanmu!
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar