Penyair
dan sutradara teater ini, lahir di Manado 25 Juli 1990. Anak pertama dari
Melton Talanggai dan Olga Silouw. Tamat dari SMA Negeri 5 Manado pada 2007. Tahun 2010 melanjutkan
kuliah di Fakultas Sastra Unsrat dan mengambil fokus Literatur di Sastra
Indonesia hingga meraih gelar Sarjana Sastra.
Bakat
seninya sudah kelihatan semasa kanak-kanak. Beberapa kali ia ikut berperan dalam pentas
teater anak di gerejanya. Pada 2010 bergabung dengan Theater Club Manado dan
juga sempat aktif di Bengkel Musik Manado Fakultas Sastra Unsrat (sekarang Fak.
Ilmu Budaya).
Kegemaran Achi
Beivy Talanggai terhadap sastra dan seni pertunjukkan mulai berkembang semasa
remaja. Ia ajek ikut berperan dalam Festival Teater Remaja GMIM. Menulis karya fiksi
sejak SMA terutama puisi. Semenjak ibunya meninggal pada 2005, ia kian gencar
menulis puisi dan prosa sebagai ruang melepas keluh kesahnya. Namun oleh suatu
kegelisahan yang tak tertahankan semua karyanya itu dibakarnya.
Semangat
berkeseniannya bangkit lagi pada 2010 dengan memfokuskan diri belajar teater
dan sastra. Sejak itu puisi dan cerpennya mulai dimuat di surat kabar. Ia juga
menulis drama.
Karya-karyanya
puisinya kemudian terbit dalam antologi puisi
“Surat Kepada Wajah Sepi”. Sedangkan kumpulan cerpennya dibukukan dengan
judul: “Aku Berhasil Menemukan Surga” pada 2012.
Achi—sapaan
akrabnya-- sempat menjabat Sekretaris Direktur Theater Club pada 2011, dan 2012
dipilih sebagai Direktur Umum Theater Club Manado. Di era ini ia lebih aktif
menulis drama, memainkannya dan menyutradarai pertunjukkan teater. Pertunjukkan
perdananya dengan Theater Club adalah ketika ia pentas dalam konsep teater
jalanan Performing Art pada peringatan hari AIDS Sedunia 01 Desember 2010. Sejak itu ia
makin aktif berteater dengan Theater Club Manado. Sejumlah pertunjukan yang diikutinya
antara lain: “Salib Patah (2010),”
“Republik Tikus (2011),” Topeng-topeng (2010). Prahara (2011). Usikan Nyamuk
(2012). Universitas orang-orang Mati (2012-2013). Getar di Penjagalan (2013). Dekonstruksi
Hantu-Hantu (2014).“Jesus is the Love (2014). The Dancing Of Soul (2012). From
Academy to Zer (2012).
Ia juga beberapa
kali mewakili Provinsi Sulawesi Utara dalam ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional
(PEKSIMINAS) dalam tangkai lomba Monolog sejak tahun 2012 – 2016 dengan
membawakan naskah “Topeng-topeng, (aktor-2012- Lombok)”, “Aku Sang Presiden
(aktor-2014- Palangkaraya),” dan terakhir “Marsinah Menggugat (2016- Kendari)”
sebagai sutradara Monolog.
Kiprahnya
sebagai aktor dan sutradara berkali-kali mengantar grup yang dipimpinya menjadi
juara dan meraih sutradara terbaik. Naskah-naskah dramanya yang pernah
dipentaskan antara lain: Mahasiswa Tai Minya (2011). Republik Tai Minya (2011).
Dunia Terbalik (2012). Lonceng (2014). Sangkakala Ketujuh (2013). Tamu (2012). Riak-Riak
Teater (2016). Gubernur Santa (2016). Robek Warna Biru (2017).
Aktif
menulis di Buletin Jejak Literasi Nasional, dimana beberapa naskah Monolog dan
puisinya dimuat di sana. Ia beberapa kali mewakili komunitas Literasi Nasional
di Bogor dan Palu (2016). Tahun 2014 Mendirikan “Klub Teater Samaria”. Tahun
2016 mendirikan sanggar “Six Theater Club BAN SMK N 6 Manado” dan “Seven Theater Club SMA N 7 Manado (2017). Awal
Januari 2017 mendirikan Institut Seni Budaya Independen Manado (ISBIMA) dan
menjabat sebagai Presiden Direktur. Selain itu ia Ketua Bidang Teater Dewan
Kesenian Kota Manado, anggota Komite Sinematografi Dewan Kesenian Sulut. Kini
melanjutkan studi S2 di UKIT YPTK Tomohon mengambil fokus pada bidang Agama,
Budaya dan Masyarakat. (Kurator Iverdixon Tinungki)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus