Steven Crion
Kong)
Sahabat itu
pun pulang. Seperti matahari terbenam. Esoknya ia menjadi kenangan. Karena
sahabat adalah kisah yang selalu tak selesai diungkap. Bagian yang tak pernah
retak dalam ingatan. Selalu ada dan ada selalu.
Sahabat
adalah lempengan yang sambung menyambung. Seperti perjalanan air dari hulu ke
muara. Dan kini ia telah berlayar di lautnya sendiri menemui Tuhan yang telah
menitipkan catatan indah hari kemarin bersama kami.
Steven Crion
Kong, sahabat yang lucu, patuh dan terkadang konyol. Mungkin bagi orang lain ia
bukan siapa-siapa. Tapi kami melafal namamu hari ini, karena kamu bagian dari
detak nadi kami karena sahabat adalah sesuatu yang sejati yang tak tergantikan
dengan seribu matahari. Sahabat adalah bagian dari duka dan tawa, bagian dari
canda dan air mata. Sahabat adalah kekasih sang angin yang mengubah sepi dan
sunyi menjadi sesuatu yang ada dan bermakna.
Di Lagot
kita selalu bersama menggelar berbagai kegiatan, termasuk acara tujuh belasan
dengan riuh tawa panjat pinang. Di sanggar Kreatif Nazaret kita bersama
menampilkan beberapa drama sebagai media firman. Sebagai anak muda, kita adalah
bagian dari cerita malam yang penuh kelakar dan canda ria. Itulah kemarinmu
yang mengisi ingatan kami, karena kamu adalah sahabat itu.
Kini kamu
pulang. Pulang ke rumah Tuhan. Menepi dari waktu hidup menuju waktu abadi.
Pulang kepadang yang berumput hijau, pulang ke air yang tenang bersama Tuhan.
Selamat jalan sahabat!
(Kami yang
menyayangimu dengan tulus dan indah: komunitas Lagot, Sanggar Kreatif, dan
abangmu Iverdixon Tinungki. Selamat jalan sahabat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar