melukis langkah dua anak manusia menemui
padangnya
di sana mereka menyusuri nasibnya merangkai
bunga tawa dan risau lalu membilang denyut nadi
hingga keringat punya makna sendiri
selalu ada yang kisut buat setangkai bersemi
begitulah bunga dan kehidupan
berganti seperti putaran roda
pedati
di uluh waktu dan hati
Bahwa seorang lelaki akan bertemu kekasihnya
Buat menyusun rumah-rumah makna
yang lebih panjang dari peta nafasnya
sendiri
Begitulah drama Tuhan yang indah
Ditulis dari cinta tak terkira seperti
perjuangan langit membaca pesan di kerut bumi
kerena hidup tak mungkin sendiri
maka cinta akan menuntun sepasang
kekasih
menemui pagi dan malamnya buat
berbagi
kekasih dipilihkan Tuhan adalah injil pagi senja
seperti bumi yang tak pernah berhenti
mengitari matahari
3 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar