raja dan aparatnya meminum air berancun dari sumur yang diminum rakyatnya
negeri ini jadi gila, segala yang zinah nista menjadi biasa dan lumrah
petanipetani gila bertani untuk hidup apa adanya, karena harga tak dijaga negara
nelayannelayan gila menangkap ikan lalu ditangkap tentara, karena aturan tak jelas kemana arahnya
Siapa yang berpihak kepada rakyat sedang aparataparat gila kuasa dan dustadusta
negara bersistem aneka krasi, entah monarki, entah tirani, entah aristokrasi, entah oligarki, entah demokrasi, entah mobokrasi
negara berbentuk sesuka penguasa, parlemen punya sukanya, menteri punya jurusnya, gubernur punya triknya, walikotabupati punya gayanya, camatcamat punya jatahnya, lurahkades punya ulahnya.
Kantor departemen, jawatan, instansiinstansi, badan usaha semua memangsa rakyat
rakyat yang gila tak acuh, karena dipikirnya ini hal biasa dan lumrah
penyihir yang menaruh racun ke sumur itu
amat sedih karena merasa sendiri di negeri gila ini
lalu diteguknya air sumur itu hingga ia menjadi amat waras
sewaras raja, aparataparat dan rakyat
segala yang zinah nista menjadi biasa dan lumrah
20 agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
DRAMA NATAL PINTU Karya: Iverdixon Tinungki (DILARANG DIPENTASKAN TANPA IZIN PENGARANG) SATU : Bunyi Lonceng 3 kali. Disamb...
-
BAGIAN I: SEBUAH PANGGUNG LELAKI MISTERIUS DAN BATU-BATU WAKTU MENDETAK PADA LAGU ITU ANAK MANUSIA DI TENGAH PADANGNYA KEHIDUPAN...
-
PUISI PENGAKUAN DOSA karya: iverdixon tinungki Kami yang membiarkan mata Menjadi sayap-sayap hilaf yang membiarkan mulut Me...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar