kau sisihkan ke dalam sajakku seonggok lumpur
dari bukit tercabik, hutan berkabung
ia mengubur cahaya sepotong
bulan
di tangan para pendulum
gagal membentuk lempung
jadi guci abu leluhur berkumpul
--malam pun begitu murung--
suarasuara burung hantu
memamah bulan yang bingung
menakik cahaya di hati masih unggun
ke atas sungaisungai berwarna bata
wajahwajah leluhur berserak
bersama tumpukkan sampah
melimbah di atas jalan sejarah
kisahkisah bencana
seorang anak memungut remah tanah
menjadi ladang buatnya membajak masa depan
tumbuh bayangbayang suram
dengan buah air mata begitu pahit
jatuh menyentuh lidahnya
perempuanperempuan menampung keringat
di malam buta, sekadar membasuh citacita
luka mengangah di liang rahimnya
mencemasi nasib anak nanti dilahirkannya
akan terbawa lumpur kini meluap
hingga
ke dalam doa dan khotbahkhotbah
lumpur merembesi seluruh tubuh sajak ini
membawa semua bunyi tangisan
gemuruh hati runtuh
gelombang suara terbebat
jadi katakata bisu
dalam buncangan bah
berderu dan pecah
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar