Perjalanan bersama Rimata Narande
melintasi Ambora, ombak itu telah tua
memucuk
seperti puisi purba Geme
juga mata
gadis penanti jemputan ziarah
gelisah laut
ini telah menempah segala
pen perahu
dari pasa, lunas kayu tua
dirapal
mantra air melati, katamu laut itu kekasih
berapa
surut, berapa pasang buat aku mengayuh
hingga tiba
di tawamu sebening angkuh laut ini
karangkarang
menjalari gunung, lalu menebing di dinding langit
ke mana
perahu mengarah selalu tiba di padang air
deretan
gadis yang menari, genderang tambur
kapan pesta
ombak ini berhenti
melintasi
ambora, melintasi mata hiu
surga
sedekat taringnya yang putih bersih
menggedap di
kedalaman biru hatiku
hingga yang
oleng bukan perahu, tapi kelakianku
sebegitu
jauh pelayaran itu, akhirnya aku tiba pada mantra
memenangkan
laga tak sekadar kita perkasa
tapi
keberanian nerima kematian, seperti pelukan kekasih
kiat erat
dekapannya, kian terasa keindahan cintanya
*) Ambora: kawasan laut yang selalu berombak
sepanjang musim, di pesisir Geme-Arangkaa, Talaud
Karya yang indah dan luar biasa dari seorang penulis dan penyair dari Nusa Utara "Iverdixon Tinungki"
BalasHapus