ibu selalu
bangun lebih pagi dari matahari
juga sebelum
Adzan Subuh menggemah
Tuhan lebih
dulu terjaga oleh doanya
kendati
semalaman, anaknya memetik kisah di hatinya
seperti
perahu korakora tak takut pada ombak
kerena lunas
dan tiang utama di bangun dengan doa
arus
samudera tak membuatnya letih
sekali
terpacak, kemudi harus diarah dengan cakap
dalam angin
mati pun korakora harus bergerak
“bila laut
itu ibu, siapa anaknya?”
ombak Nusa
Utara pecah di hatiku
laguan yang
mengikuti jiwaku kemana bertumpu
cabikancabikan
ini Klikitong menuruni gunung
menuju pernikahan
langit dengan gemuruh laut dalam sajakku
“aku
anakmu,” ujarku pada mata tak kan
beruban itu
abadabad tak
membuat ia tua, karena uban tak membuat ia rabun
pagi dan senjanya adalah gelombanggelombang
abadi
menjemput
korakora dalam barisan sajak ini berlayar kembali
*)Klikitong: Musik
tradisional Sangihe (Siau).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar