FRAGMEN KEENAM: Epos
ada ketika dimana sebuah benteng akan runtuh
opsir tentara, epaulet di bahunya dilupakan
menaramenara kemajuan ilmu mengangkut kecemasan
ke punggungnya, dengan kibaran benderabendera sihir
ke atas seluruh cahaya
angkasa pecah kembar. memisah dua dunia
antara yang kuasa dan yang terjajah
antara yang kaya dan yang hina dina
antara yang nyaman dan yang terlantar
antara titah dan nubuatan
pernahkah kau baca seorang perempuan, Anastasia
tubuhnya remuk dilindas tank jadi lumpur berwarna merah
leleh di deru peperangan mempahlawankan pembunuh
di sebuah balairung lama ditinggalkan
tersisa sedikit orang meritusi prosesi peringatan
mengenangi perempuan mati karena keteguhannya
mengupayakan kegembiraan
--karena meminta kegembiraan ia dibungkam--
di istanaistana negara upacara lain digelar dengan parade
diiringi lagulagu kebangsaan
--tapi bukan atas nama kebenaran sesunguhnya tergilas itu—
mereka memuja kuasa para maestro dan hero yang dengan gemilang
memenangkan pertempuran dengan seluruh peralatan perang
kian mematikan
--mereka algojo—
algojo yang difilmkan, algojo yang diindustrikan
ini abad itu, Anastasia
abad dengan pesta besarbesaran atas daya upaya
merayakan matinya kemanusiaan
tinggal sedikit orangorang pergi ke gerbang, memahat
seluruh perasaan mencemaskan
gambar perempuan mengenakan kerudung berenda
melewati jalan sepi dengan wajah santai dan riang
ada juga kolase opsir tentara ketakutan
tersungkur di bawah kursi besar ukiran bintang
pada angkasa kembar itu kau akan melihat
cinta tetap saja sebuah sungai
mengalir melampaui sejarah
2013
FRAGMEN KETUJUH: Surat Untuk
Anastasia
tubuh kenangan suara burung murai
kebunkebun jagung pelampung kesunyian angin
rahasiarahasia kecantikan tumpah ke seluruh sungai
wahai…
aku ingin mencakapkan hatiku yang kacau
saat cinta itu terbunuh
waktu abadi mengalir di sini
di alur kenangan hujan
di kitab mengekalkan tepi jazirah
Yabok
saat akarakar rumput menggigil
apa kau seterukan pada hatiku?
jubah surga turun ke atas tubuhmu
kita bergelut
sebuah mesbah tersusun
di atas luka disimpan
akar rumputrumput
ini surat ketujuh dari tujuh hari ketika kita tiba
menamai kali padangpadang lusuh
harus kita tuntaskan pada semua kisah
sejarah mesti tumbuh
di abadabad belum tiba
ada apa gerangan
mereka baca dalam dekapandekapan kita
selain bebatu yang kita bakar
sebagai unggun menghanguskan
kotakkotak jatuh dari langit
dipenuhi benihbenih kegembiraan
tapi hati terlanjur api
menyembulkan pemandangan
teramat layu
di ruas paling kosong dari jalan tersisa di kota ini
aku menanti kereta
membawamu seperti janji kau ikrar di sebuah subuh
tentang hati terpilih jadi batu penjuru
pergelangan paha patah
ketakutan menjala
tapi aku mau datang padamu dengan sujud
sebagai lelaki tertangkap
tapi tak bisa kau depak
biar seluruh lumpur menimbuni kepala
setidaknya aku tahu di rahimmu berada hulu
bianglala sejak Nuh menemukan benua
Yakub diurapi jadi sebuah bangsa
2013
FRAGMEN KEDELAPAN : Pesan Pada
Arca
1
pada arcaarca kulihat engkau
sebilah belati terancung
hati buncang menunggu mati itu
--Ishak terisak; bapa mengapa harus aku?--
seluruh gelisah menjalar ke atas susunan batu
kain tenun halus teralas
lusuh oleh air matamu
ketakutan itu ternyata seketika saja
sesaat langit tinggi menyigi seluruh katakata
2
ketika seekor domba menanggung semua kesakitan kita
langit agung itu pecah
bercecer dalam warna dadu, cemas gaduh
hati lisut serupa dedaun, serupa asap dupa yang hanyut
bukankah ia pernah meneduhkan laut buat pelayaran
lebih utuh
3
Anastasia, mengapa harus aku?
bisik lelaki yang melintasi kotakota
mencari hati kita
hanya terpaku bersama palma
di pintupintu
2013
FRAGMEN KESEMBILAN: Benih
pada benih ini ditumpahkan seluruh prasangka
kesuraman teluk yang pecah di pagi
denyar dedaun menyigi angin laut lalai berbagi
orangorang seketika berkatakata; “seumpama
perumpamaan penabur, seluruh tanah di hatinya gembur
subur”
lalu sebagian lagi bertanyatanya; “mengapa
tak semua benih tumbuh di telapak tak letih meminta
itu”
Anastasia, pada senja muram, anak Adam menyelip
gada ke hatinya
di waktu begitu rapuh Musa menghabiskan seluruh usia
memahat kembali dual loh batu yang remuk siasia
dalam alkisah Abraham, Habel tak lagi sebagai
bangkai
meski Kain menjelma kawah mendidih di nadi musim
antara
menanam menyabit
hama semak liar seakan sejarah
dibancakan ke atas trah manusia
kutemukan diriku menempa jazirah cadas berbatu
hingga benih bisa tumbuh
menunggu musim menyabit
dalam baitbait benih yang baik
kendati bunyi kereta berderit menyelusup ke setiap
sendi
di detik terkahir pun lebih berbahagia bila
masih bisa
mensutradarai kesunyian di sepenggal panggung sepi
mensutradarai kesunyian di sepenggal panggung sepi
lapislapis cahaya lapuk
menyerbuki akarakar bibit kusemai
di sisasisa nafas terakhir
2013
FRAGMEN
KESEPULUH: Efata
semesti sejak Tirus, Sidon,
Dekapolis didatangi
tak ada lagi tanahtanah kafir
ribuan kota tumbuh di impian
kanakkanak
berbagi roti dengan merpati
tapi semua gagap, tuli. katakata
berhenti
perempuanperempuan yang menangis di tepi kanal
menambahkan banjir ke akarakar
sejarah
anjing melolong dengan suara tinggi
menyusupi derak tulang para buruh, terpiuh
merekat mimpi anaknya sendiri
dari bunyi bedug hingga gementing
lonceng
para penjual es tak lagi percaya
bisa katakata
kecuali gerincing, desis stom kue
putu
merecoki sore bising deram
mesinmesin
kampungkampung dalam rupa lesu
menyeduh setiap ludah peluh
di tengah malam, hitamnya sebegitu
biru
di sini aku ingat kisahmu Anastasia
lelaki dengan tatap seindah mata
burung Pleci
tubuhnya menguarkan aroma pohon cendana
nafasnya menyemburkan bau kelapa
muda
ketika bungabunga soka mekar seperti sayapsayap serangga
aku mau menyentuh jubahnya,
mendengar suaranya yang suasa
berkata: “efata!”
ya…efata
ke seluruh nanah menelaga
sepanjang saman ketika katakata tak
berdaya
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar