FRAGMEN 11 : Dari Sebuah Kisah
ia kalah. ia tak bisa jadi yang
pertama
ia menghitung lima serambi pintu
gerbang domba
tiga puluh delapan tahun rebah
diulang, hingga seluruh jenuh
jadi reruntuk enyuh
di kotakota kita kisah itu lebih
nyata
kisah tua lelaki lumpuh di tepitepi
gereja
di Bait Allah sayup terdengar lagu
hanya lagu. seakan derap kereta
membawa pulang orangorang
ke sebidang tanah perjanjian. tanah
yang juga terhampar
di mimpimimpinya
tapi iba bukan lagi bahasa murah
bukan lagi perasaan bisa dicerna
tak ada mau memandang orang
terluntah
segalanya telah punya harga
suatu ketika, malaikat agung turun
di Betesda
berpesta di atas kolam. mengguncang
air
sesungguhnya cemar rembes air
matanya
ternyata, air mata tak cukup
membuat seluruhnya sembuh
tubuh harus tumpah, harus cebur
hingga dena lumpur
tua itu jadi luntur
sebagaimana sejarahnya, ia tak bisa
mendahului
tubuhnya teramat lemah
juga tak bisa berdiri melupakan
semuanya
kecuali berharap ada suatu saat
paling sepi
ketika ia merayap ke kolam, sesosok
malaikat datang
membancakan kegembiraan dalam air tergenang
lalu, ia bisa jadi yang pertama
berendam
sebagaimana dongengannya, aturan
sebegitu kaku
tak bisa membuat ia untung. ia
bingung
itu kisah saman gerbang Stefanus.
tembok Yerusalem
masih kokoh. dombadomba tambun digiring
ke rerumput subur
rasulrasul menyaksikan ribuan orang
jadi yang pertama
menimbah mujizat dikabarkan injil
ke seluruh saman
Anastasia…
di saman berbeda
di sebuah kanisah kecil
di bukit tak jauh dari penjara
aku bertemu lelaki yang selamat
dari peristiwa kapal tenggelam
aku bertanya: “bagaimana sampai
engkau bisa selamat?”
“ada seorang lelaki memikul tilam
mengangkatku dari gelombang lautan
membawaku ke pesisir lebih aman,” dongengnya
2013
FRAGMEN 12: Pasal Natal
maut yang terluka
meninggalkan sungaisungai
tubuhtubuh puisi
menulisi senja burungburung sriti
begitu riuh gaduhnya menyambangi
perjalanan bintang
seseorang tiba di langit moyang
pohonpohon trembesi menegak
daundaun matang gugur di malam
mendesiskan nyanyian
orangorang miskin lebih dulu
melihat
ia berjalan di atas seluruh jazirah
tanah moyang
menjelma kota ini
ketika sukusuku keturunan Abraham
diselamatkan
disematkan peta kegembiraan dalam cahaya
matahari berkesiuran di sayapsayap
sriti
meniti hari jelang malam
menggenapkan seluruh tahun
dulu hilang
emas kemenyan dan mur
dari timur tanahnya berbau dupa,
wangi kemangi
diramu bersama menuru dalam wajan
berisi semua air mata saman
buat upacara ruwatan domba
lahir untuk tertikam
di sini dukaduka tumpah
dalam bah kesakitan
karena dunia butuh liang luka
bagi persemaian benihbenih doa
2013
FRAGMEN 13: Hutan Jati
di hutan jati
kutemukan tubuh puisi itu lagi
tertetas hujan dini
hari
wangi meliang di
batang sanubari
tak jauh, menghampar
ladang
mengerami butirbutir riang
menanti penyabit akhiri
hitungan musim
ifuifu tuaian
genapi kisah penaburan
lelaki mati di
senja tanpa tepi
ia kekasih melepas
nafasnya
ke dalam puisi
hutanhutan ini
menggemetari renung para penyair
ketika katakata
mencair dalam ruh yang pergi
di atas bebentang
bebukit, batangbatang kayu menegak
membebat semua
gigil abad tanahtanah lembab
basah oleh darahnya,
juga gemuruh erang melangiri langit
sebegitu misteriusnya.
bapa membiarkan putranya
mendekap semua
kepedihan ditikamkan ke lambungnya
harihari tak
nyenyak, tak mendesiskan penghiburan
kisahkisah malaikat
tak bersayap terjerat jaring ngengat
baunya menyengat
di situ kutemukan pula diriku
menyutradarai
kesunyian. lapislapis cahaya lapuk
sesuatu yang telah
remuk
dalam fragmen nafas
engah menyiasati hidup
pada batangbatang
jati, batangbatang hari
cinta dan ketakutan
tumbuh lagi, sesemarak api
tapi, semua mau
mati dalam hangus maut itu
lalu erang itu
muncul kembali
“ya Tuhan jangan
tinggalkan aku sendiri!”
2013
FRAGMEN
14: Mesias
ia tak menghunus kapak menebang kaki
langit
mengambangkan bulan, menenggelamkan
tangisan
ia tak memandang pohon
lalu mengatakan hiduplah seperti pucuk
meninggi
mencinderai kabut membebat langit biru
tapi diperahnya anggur carangcarang
kepedihan
ke dalam bulibuli penggenapan
kerena sedanau air tak menenggelamkan
dahaga
mencekat kodrat manusia sebagai serigala
ke dalam saman limbung
ia mendayung dengan serombongan nelayan
menjaring semua hati karam
dari roti dimintanya pada petani
dipecahpecahkannya tubuhnya sendiri
buat hati patah di tungkaitungkai dini
hari yang latah
Anastasia…
lihatlah, tanahtanah lantak oleh peperangan
burungburung gagak berpesta di atas bangkai anakanak
serombongan filsuf tiba dengan pedati
menampung seluruh peribahasa
ditumpahkannya di semua jalan lintasan
sejarah
mencair seumpama lendir
pada muntahan katakata anyir dan bedil
pada semua kitab hancur itu
puingpuing kesedihan ini tumbuh kembali
aku menghunus kapakku
menebang sebatang kayu buat perahu
menuju negeri lelaki yang terbunuh setiap
pagi hari
2013
FRAGMEN
15 : Senja
Kelima Puluh Tahun
anastasia, lihatlah…
aku menemukan senja pertama kalinya
terasa maut makin begitu rapat, begitu akrab
hidup makin begitu hangat tercecap, tersekap
aku begitu girang
kendati tak menunggu kematian
kerena tak ada yang dapat kukuasai dalam waktu
tapi senja selalu rampung mendefinisikan arah
alirnya
dan kematian hanya tepi di jam yang berhenti
aku menerima apa yang datang pada diri
menyingsing dalam lima puluh tahun lakuku
disimpan waktu jadi sesuatu
menjulang, bak kabut antara surga dan diriku
pada lanskap senja tibatiba sebegitu akrab
aku pergi berbagi hal paling bisu dari diriku:
“ya…
tuntun aku
menemukan jalan pulang lebih utuh
di ruas waktu sungguh buatku”
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar