Minggu, 25 Desember 2011
DETIK PADA SENAR GITARMU (Jelang Perpisahan tahun 2011)
Berikan aku waktu
beberapa detik
pada senar gitarmu
merindui setiap petikan hatimu
Hingga nada akhir
menjadi sepi yang itu
Sepi yang tak perlu
jadi milikmu
beberapa detik
pada senar gitarmu
merindui setiap petikan hatimu
Hingga nada akhir
menjadi sepi yang itu
Sepi yang tak perlu
jadi milikmu
Selamat Natal Istriku (Buat Lusye Damura)
Antara waktu, hidup memiliki alur
selat itu tak begitu panjang sebelum samudera luas
seperti cahaya punya batas untuk terbit di kisah berikutnya
beruntung aku mencintaimu dalam perjalanan singkat ini
selat itu tak begitu panjang sebelum samudera luas
seperti cahaya punya batas untuk terbit di kisah berikutnya
beruntung aku mencintaimu dalam perjalanan singkat ini
Minggu, 18 Desember 2011
RUMAH BANYAK JENDELA (Sajak Iverdixon Tinungki)
Katamu aku sebatang pohon di hatimu
Agar tak mati di suatu hari
Ketika abad terlalu jauh pergi
menyeret detak nadi
Agar tak mati di suatu hari
Ketika abad terlalu jauh pergi
menyeret detak nadi
DI BAWAH LANGIT ASAM ( Sajak Iverdixon Tinungki)
pohon di bawah langit yang asam ini
berbagi teduh di ruang hati
yang dulu berisi manja dan tawa kecilmu
berbagi teduh di ruang hati
yang dulu berisi manja dan tawa kecilmu
MALAM DI PUCUK ILALANG ( Sajak Iverdixon Tinungki)
ketika itu, malam ditangkap pucuk ilalang
wajah gadis itu dirampas gelap berkesiuran
di sana di liukan tanah yang membucitkan angin
aku berdiri di dekat hatinya saat ia pergi
wajah gadis itu dirampas gelap berkesiuran
di sana di liukan tanah yang membucitkan angin
aku berdiri di dekat hatinya saat ia pergi
Kamis, 08 Desember 2011
SEBUAH LAGU HAMPIR KULUPA (Puisi Iverdixon Tinungki)
aku mendengar nyanyian hati pada denting piano
gaunmu berwarna pink dan matamu pelangi
aku selalu tak menghafal tanggal dan hari itu
kecuali isyarat laut di balik jendela tentang rahasia
bahwa kita senantiasa punya saat melayari waktu
TAGULANDANG 1870 *) (Puisi Iverdixon Tinungki)
raja fasik menghina langit
membangunkan ombak menyebar mautnya
rubuhlah tiangtiang kedatuan
oleh kata lancang rajanya
dalam bau amis kemabukan semalaman
yang paginya tumpah jadi serapah di depan gereja
lagi di senja berkabut ia menuding langit
seakan Tuhan seorang terpidana
bersujud kalah di depan kebesaran seorang raja
seperti sejarah sultansulatan menyembah leluhurnya
Sabtu, 19 November 2011
Kamis, 17 November 2011
Sebuah Surat Yang Indah: A Letter From Alexa
Bilamanakah wajah bumi ketika hujan enggan bercinta lagi?
Dan Kau adalah wajah yang akrab dengan hati ini …
Aku Alexa. Sahabatmu, Seorang perempuan biasa dengan mimpi yang panjang. Bertarung dengan semua mimpi dalam skenario cerita yang tidak pernah berhenti. Berhenti berarti mati-itupun diluar konsekuensi teori bahwa ada kehidupan sesudahnya.
Cara Menulis Naskah Drama
Beberapa langkah mudah untuk membuat naskah drama, terutama bagi para pengajar dan guru seni teater di sekolah.
Langkah-langkah:
• Menentukan tema. Tema adalah gagasan dasar cerita atau pesan yang akan disampaikan oleh pengarang kepada penonton. Tema, akan menuntun laku cerita dari awal sampai akhir.
Teori Latihan Dan Menciptakan Peran dalam Drama
Periode latihan dapat dibagi menjadi empat periode besar, yaitu:
1. Latihan pembacaan teks drama
2. Latihan blocking (pengelompokkan)
3. Latihan action atau latihan kerja teater.
4. Pengulangan dan pelancaran terhadap semua yang telah dilatih
Bagaimana Menjadi Sutradara
Dalam sebuah pementasan drama, perfilman atau lain halnya yang berhubungan dengan suatu pementasan pasti ada yang namanya sutradara. Sutradara mempunyai tugas mengkoordinasikan segala anasir pementasan, sejak latihan dimulai sampai dengan pementasan selesai. Sutradara mempunyai tugas sentral yang berat dalam sebuah pementasan tidak hanya akting para pemain yang diurusnya, tetapi juga kebutuhan yang berhubungan dengan artistik dan teknis.
Sekilas Teater Modern di Barat
a. Norwegia : Ibsen
Tokoh paling terkemuka dalam perkembangan drama di Norwegia adalah Henrik Ibsen (1828-1906). Karya Ibsen yang paling terkenal dan banyak dipentaskan di Indonesia adalah “Nova”, saduran dari terjemahan Armyn Pane “Ratna”. Karya-karya Ibsen adalah Love’s Comedy, The Pretenders, Brand dan Peer Gynt (drama puitis), A Doll House, An Emeyn of the people, The Wild Duck, Hedda Gabler, dan Rosmersholm.
Selasa, 15 November 2011
Teori Semiotik (Artikel Kritik Sastra)
Oleh : Gunoto Saparie
TEORI semiotik adalah di antara teori kritik sastra pascamodern yang penting dan banyak digunakan kini. Ia memahami karya sastera melalui tanda-tanda atau perlambangan-perlambangan yang ditemui di dalam teks. Teori ini berpendapat dalam sebuah teks itu terdapat banyak tanda dan pembaca harus memahami apa yang dimaksudkan dengan tanda-tanda tersebut.
Senin, 14 November 2011
SEBUAH SAJAK DI MATA YANG TABAH (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
Ia tak menulis sajak itu dengan kata
Tak melukisnya dengan cahaya
Tapi dimintanya pada Tuhan di doadoa malam
Hingga kubaca dan tak berdaya pada cintanya
Minggu, 13 November 2011
DAUN-DAUN DI HUTAN DOAKU (Sajak Iverdixon Tinungki & Video)
Tuhan… pada musim kau simpan rahasia warna
Seperti terang kau labur pada malam sebelum zaman
Hingga pusar kehidupan melepaskan burung-burung
buat senja ini punya kisah pinus cemara dan belukar hutan
Jumat, 11 November 2011
BILA ANGIN BERKABAR (Puisi Iverdixon Tinungki & video)
Reranting hitam melepas daunan
Bila angin berkabar telah sampai waktunya
Yang berkesiuran hanya kenangan
Ditulis lipatan waktu pada bingkai dan limitnya
Rabu, 09 November 2011
KEMANA AWAN MEMBAWA ( Sajak Iverdixon Tinungki & Video)
Kemana awan membawa senyum di kening waktu
Biar jejak tapak tak melisut di sepi mengeras, membatu
Kemana angin membawa doaku di tepi malam nafasku
Akankah ia ke langit tujuh mengguris namaku di bait itu
Jalanan Itu Selalu Pendek (Puisi Iverdixon Tinungki)
semenit atau seabad sama saja
jalanan itu selalu pendek bagi lintasan cinta
waktu beringsut cepat padahal kita butuh menit
berikutnya untuk nepihkan kesah sebelum lisut
dan kita mesti melepas pelukkan
mengejar bayang keindahan ke ruang-ruang kenangan
Di Depan Balai Kaukah Itu (Puisi Iverdixon Tinungki)
di depan balai
ketika batu-batu bergerisik
aku selalu berujar, kaukah itu?
sekali
berkali-kali
mungkin abadi
aku menanti bayanganmu di sana
lalu kita pergi mengziarahi abad tak bernama
bercumbu di tepi sambil menghitung perahu
datang pergi di bilik hati
kemudian hening
Cerita Dari Bunga (Puisi Iverdixon Tinungki)
cinta memang saling mencari, kata bunga
pada serpih air di kelopak mata dan doa
mungkin saja dalam sejumlah reingkarnasi
atau pengembaraan manusia-manusia abadi
ia berjalan dengan sidonya sendiri
melintasi abad dan waktu
bergerak dalam derit weker sang penanti
dan mungkin kita pernah bersua di suatu pagi dan senja
tapi kita sama-sama belum saling mengenali
Minggu, 06 November 2011
Sebuah Lagu Hampir Kulupa (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
di Café Mart yang luas, cinta adalah kehidupanmu; katamu
dan aku mendengar nyanyian hati pada denting piano
gaunmu berwarna pink dan matamu pelangi
aku selalu tak menghafal tanggal dan hari itu
kecuali isyarat laut di balik jendela tentang rahasia
bahwa kita senantiasa punya saat melayari waktu
Kabar Dari Hujan ( Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
kabar itu dinanti putaran-putaran musim
rumput sawah menguning dalam becek mendidih
menguap ke sumsum dusun dimana hati kita berdiri
Percakapan Dengan Angin (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
manusia selalu punya teman
tanpa dia kita tak pernah dengar kekhawatiran
akupun bercakap dengan angin
tentang dua rumah di sebuah ruang hati:
seperti juga jantung
hati pun memiliki bilik
rumah kasihku di ruang satu
di ruang lain rumah cintaku
Jumat, 04 November 2011
Mengenang Hutan (Puisi Iverdixon Tinungki)
sulit mencari hutan di kota kilometernya sempit
pepohon di sudut-sudut ratapi kenangan
anak pencari kayu bakar, bunga-bunga liar
kutulis hutan itu pada sebuah sajak
semacam surat buat dia
agar ia selalu bisa ke sana
Gelembung-Gelembung Air (Puisi Iverdixon Tinungki)
Violet di atas lapangan kosong
bertanya rumput -rumput
tahukah kau makna hati merindu
gelembung-gelembung air melepuh
pecah
melepas gelisah hutan basah
air mata tak menyaksikan sungai
hanyutkan potongan kangen melisut
SAJAK CINTA (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
(buat isteriku Ado)
aku menulis sajak cinta
Wahai kekasih dipilihkan Tuhan
buat duka-dukaku
bacalah kesedihanku yang luhur
buat injil pagi senja
KUBAKAR CINTAKU (Musikalisasi Puisi Emha Ainun Najib)
Puisi Emha Ainun Najib yang dinyanyikan Neno Warisman
Kamis, 03 November 2011
Daun-Daun Pun Rontok di Reinbeck (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
bilamana kau datang dalam hujan
indah kemarin berubah kenangan
bola mata, senyuman, permukaan tanah
nisan –nisan itu memanggil dan kita merindukannya
Rabu, 02 November 2011
KOREOGRAFI BANTIN 4 (Puisi Iverdixon Tinungki & video)
Apa yang mesti kukisahkan padamu dalam koreografi empat cintaku
Ketika penyair itu tengah menyusun orkestrasi kematian
Melodius biola Stradivarius, puisi nada Richard Strauss
Hujan menyembab di kelopak matanya
Ketika penyair itu tengah menyusun orkestrasi kematian
Melodius biola Stradivarius, puisi nada Richard Strauss
Hujan menyembab di kelopak matanya
BANDAR (Puisi Iverdixon Tinungki)
selalu saja berawal dari cerita kali agar waktu kita tak tercecar
karena di muara sejarah selalu bermula, mengarung atau mengendap
abad-abad adalah perantauan yang tak pernah usai
cakrawala senantiasa mencipta yang baru mengaburkan bandar yang dulu kita labuh
karena di muara sejarah selalu bermula, mengarung atau mengendap
abad-abad adalah perantauan yang tak pernah usai
cakrawala senantiasa mencipta yang baru mengaburkan bandar yang dulu kita labuh
BUKAN (TAPI) PUISI (Puisi Iverdixon Tinungki)
Di tahun 1915 Albert Einstein mengatakan
Jagat Raya mengembang
Kosmolog pada ga percaya
14 tahun kemudian Edwin Huble yakin
galaksi di luar Bimasakti menjauh dari bumi
Jagat Raya mengembang
Kosmolog pada ga percaya
14 tahun kemudian Edwin Huble yakin
galaksi di luar Bimasakti menjauh dari bumi
TELUK DAGHO (Puisi Iverdixon Tinungki & video)
berapa puteri mandi di sini
hingga lembah dan gunung
hingga lembah dan gunung
berlapis menyimpan wangi
bakao air payou
kerikil cangkang siput
mensajakkan cahaya
hingga teluk sewarna perak
dalam kitab kemaharayaan
kedatuan Manganitu
bakao air payou
kerikil cangkang siput
mensajakkan cahaya
hingga teluk sewarna perak
dalam kitab kemaharayaan
kedatuan Manganitu
Selasa, 01 November 2011
MATEMATIKA CINTA (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
Maukah engkau menghitung volume dan luasnya cinta
Ia kecil tak terhingga, tapi lebih besar dari o…
Seperti notasinotasi kalkulus
Menghitung ruang waktu dan gerak
Ia kecil tak terhingga, tapi lebih besar dari o…
Seperti notasinotasi kalkulus
Menghitung ruang waktu dan gerak
Minggu, 30 Oktober 2011
Surat Asmara Dari Lakon Yang Belum Terpentaskan (Puisi Iverdixon Tinungki)
aku tak akan menulis apa-apa
pada lembaran berikutnya
selain surat asmara dan cinta
pada lakon belum terpentaskan
pertunjukan berikutnya hendaklah kisah abadi
bukan kisah Romi dan Juli
ditulis Shakespeare untuk cinta yang pedih
Surat Bosias Untukku (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
aku menanti lakon kedua
dengan kegembiraan sekaligus ketakutan
cinta memang menghidupkan sekaligus mematikan
engkau tunas
akar-akarnya merambat ke jiwaku
kita saling memberi menerima
hingga kidungmu meresik dalam khotbah kawinan
dan engkau melahirkan anak-anak kangen
buah persenggamahan batin
tanpa nafsu tanpa kelamin
LAKON PERTAMA (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
yang nyanyi
yang nangis
di atas panggung: hatiku
penat menyusur usia
panjang mendukakan
Untuk Pejuang Kristiani (Puisi Iverdixon Tinungki)
Darimanakah aku punya kekuatan menggambar kepedihan
Di atas tumpukkan ratusan ribu mayat
Kemanakah kupilih kata yang tepat melukis duka
Di atas air mata kesah yang menggemah dari utara ke selatan
Selain doa
Buat Penyair To’et (Puisi Iverdixon Tinungki)
Rancak semampai
Di tulis kau serupa anak gadis cantik
Sepulang sembahyang di musolah kampungku
Aku bertemu Tuhan Yesusku di matanya nan damai
Serupa bertemu Acehmu di syair beribu penyairmu
Dukaku Duka Pingai Fansuri (Puisi Iverdixon Tinungki)
Bersama airmata tigapuluhsatu sultan dan empatsultanah
Dari empat abad berkabar mereka tentang bencana:
Acehku berduka!
Berduka Aceh dalam dukaku
Pertapaan Gunung (Puisi Iverdixon Tinungki)
(mengenang E.T. Steller)
petakpetak kebun cabangcabang hutan manganitu
menyaksikan perjamuan asya matahari
mengubah setitik embun jadi mutiara, gema syukur
di rumah tawa sangkarsangkar yang dulu gelap
Raksasa Bakeng (Puisi Iverdixon Tinungki)
selaksana anak taufan menghamburkan pasir
menerjang mata para raja dan sultan
yang tak nanar menatap buana
begini ceritanya; ada keluarga raja raksasa
hidupnya pesta pora dan semenamena, Bakeng namanya
penyantap manusia dan peminum darah
tak hanya rakyat biasa atau pengelana
juga pegawai istana dan pembantunya dilahapnya
Sehangbalira *) (Puisi Iverdixon Tinungki)
kepala raja bisa dipancung membayar asmara
Alahumbeli menidurkan raja Tolosang di pangkuannya
rebah pula langit Manganitu di gua purba
o, betapa mahal rias keindahan rupa perempuan ini
hingga wangi gunung lembahlembah Manganitu
tersuruk di pucuk dada dalam liar ombak teluk
yang penuh gairah menghujam liangliang batu
dan lelap bersama raja di punggung khianat Sehangbalira
Sabtu, 29 Oktober 2011
PERI CAHAYA (3) (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
Semalaman aku menjelajahi malam
Di titik nol kota
Mengintai jalanan senyap
Dan waktu yang lelap di pucuk pohon berdaun merah
Di titik nol kota
Mengintai jalanan senyap
Dan waktu yang lelap di pucuk pohon berdaun merah
PERI CAHAYA (2) (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
gumam penyair itu dalam puisinya
ketika cintanya terus berjalan di atas lariklarik penuh cahaya
dihela tujuh kereta kuda, melintasi tujuh langit, menuju pintu surga
PERJALANAN HATI (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
baiklah kubuatkan engkau sebuah ruang sketsa
tak perlu kuas cat atau tinta, cukup tawamu
mengindahkan jarak ribuan mil yang kita namakan rindu
berapa langka kau butuh menuju hatiku
tak perlu kuas cat atau tinta, cukup tawamu
mengindahkan jarak ribuan mil yang kita namakan rindu
berapa langka kau butuh menuju hatiku
JAM WEKER HITAN (Puisi Iverdixon Tinungki & video)
jam weker hitam berputar
menyulam malam kelam
hingga sunyiku tergambar
pada kelebat api kunang-kunang
rindukah mengepak di sayap kelelawar-kelelawar
GILA-GILA MASO MINTA PAS NATAL TIBA ( Drama Komedi Satire Satu Babak)
Adaptasi Iverdixon Tinungki
© 2011
P e m a i n
Alo Vander Bingobingo (60)
Karlota Vasung Vander Bingobingo (25)
Ungke Stelgaga Marbogobogo (30)
© 2011
P e m a i n
Alo Vander Bingobingo (60)
Karlota Vasung Vander Bingobingo (25)
Ungke Stelgaga Marbogobogo (30)
Jumat, 28 Oktober 2011
Kau Panggil Aku Aime (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)
kau panggil aku aime
dan mengeja l’espoir
bibirmu tak getar
dan hatimu tenang
kabung langit pergi ke pucuk angin
lewat malam
Langganan:
Postingan (Atom)
-
DRAMA NATAL PINTU Karya: Iverdixon Tinungki (DILARANG DIPENTASKAN TANPA IZIN PENGARANG) SATU : Bunyi Lonceng 3 kali. Disamb...
-
BAGIAN I: SEBUAH PANGGUNG LELAKI MISTERIUS DAN BATU-BATU WAKTU MENDETAK PADA LAGU ITU ANAK MANUSIA DI TENGAH PADANGNYA KEHIDUPAN...
-
PUISI PENGAKUAN DOSA karya: iverdixon tinungki Kami yang membiarkan mata Menjadi sayap-sayap hilaf yang membiarkan mulut Me...