Semalaman aku menjelajahi malam
Di titik nol kota
Mengintai jalanan senyap
Dan waktu yang lelap di pucuk pohon berdaun merah
Ia tak di sana
Kemana ia
Penyair
Yang selalu berkisah tentang peri cahayanya
Codot yang lelah
Kelelawar menggelantung di cabang kapuk tua
Burung hantu hitam
Bersuara serentak seperti tangisan
Di landai boulevard
bau laut itu
asin
mengental
dilontar angin mengencang tibatiba
penyair itu harusnya di sini
lelaki yang selalu membiarkan rambutnya bergerimis
oleh kisahkisah cintanya
yang diurainya seperti langit menebar bimasakti
kemana ia
jejaknya pun tak ada
tak ada yang tahu ia kemana
kecuali langit dan tanah tapi tak bisa bersuara
semalaman aku menjelajahi malam
hingga malam habis dimakan cahaya
codok yang lelah
kelelawar yang menggelantung di cabang kapuk tua
burung hantu hitam
serentak dihalau bunyi serine
yang juga membawa pergi bau laut itu
ke liang makamnya
Manado, 11 Desember 2010
Di titik nol kota
Mengintai jalanan senyap
Dan waktu yang lelap di pucuk pohon berdaun merah
Ia tak di sana
Kemana ia
Penyair
Yang selalu berkisah tentang peri cahayanya
Codot yang lelah
Kelelawar menggelantung di cabang kapuk tua
Burung hantu hitam
Bersuara serentak seperti tangisan
Di landai boulevard
bau laut itu
asin
mengental
dilontar angin mengencang tibatiba
penyair itu harusnya di sini
lelaki yang selalu membiarkan rambutnya bergerimis
oleh kisahkisah cintanya
yang diurainya seperti langit menebar bimasakti
kemana ia
jejaknya pun tak ada
tak ada yang tahu ia kemana
kecuali langit dan tanah tapi tak bisa bersuara
semalaman aku menjelajahi malam
hingga malam habis dimakan cahaya
codok yang lelah
kelelawar yang menggelantung di cabang kapuk tua
burung hantu hitam
serentak dihalau bunyi serine
yang juga membawa pergi bau laut itu
ke liang makamnya
Manado, 11 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar