Dik…
Di zero poin cahaya itu jatuh
Jalanan membujur empat arah
Tak ramai lagi, tapi sunyi
Kecuali hujan menyanyikan hatiku
Aku ingin pulang dik
Aku tak mungkin menulis lagi di malam sebegini larut
Meski sajak yang kemarin itu lisut
tak akan kubuatkan yang baru
dik…
aku harus memilih satu arah dari zero poin
menapaki kedinginan yang membekukan ingataningatan
tentang canda dan tawa kita di setiap ujung percakapan
hingga hujan yang menyanyikan hatiku
menenggelamkan kenangan itu
sajak yang kau minta tak selesai kutulis
karena aku tak bisa menyatukan perbedaan
aku hanya bisa merangkai perbedaan menjadi keindahan
dan itu tak mungkin katamu
hingga cahaya itu jatuh di zero poin
menjadi kepingankepingan kecil
di mana jariku tak bisa meraihnya lagi
Manado 14 Desember 2010
Di zero poin cahaya itu jatuh
Jalanan membujur empat arah
Tak ramai lagi, tapi sunyi
Kecuali hujan menyanyikan hatiku
Aku ingin pulang dik
Aku tak mungkin menulis lagi di malam sebegini larut
Meski sajak yang kemarin itu lisut
tak akan kubuatkan yang baru
dik…
aku harus memilih satu arah dari zero poin
menapaki kedinginan yang membekukan ingataningatan
tentang canda dan tawa kita di setiap ujung percakapan
hingga hujan yang menyanyikan hatiku
menenggelamkan kenangan itu
sajak yang kau minta tak selesai kutulis
karena aku tak bisa menyatukan perbedaan
aku hanya bisa merangkai perbedaan menjadi keindahan
dan itu tak mungkin katamu
hingga cahaya itu jatuh di zero poin
menjadi kepingankepingan kecil
di mana jariku tak bisa meraihnya lagi
Manado 14 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar