tiba-tiba aku ingin bertanya apa warna kamarmu
saat malam berkabar tubuhmu kau biar berselimut dingin
adakah kursih di ruang itu untukku
setiap kau buka mimpi perjalanan ke negeri teduh
aku selalu hanya sampai di ujung gang
(Seperti kemarin dan mungkin abad depan)
lalu kau lipat seperti surat-surat kerinduan hatimu
yang lalulalang di padang savana liar dan beku
burung malam di sini risau
dengan sebilah pedang ia menantang
lalu berusaha membunuhku
waktu bergerak pada weker pun tak berterima hadirku
sunyi menjengkelkan itu
membanting hatiku hingga cairannya berceceran
di celah-celah batu, dilindas kegelapan
saat malam berkabar tubuhmu kau biar berselimut dingin
adakah kursih di ruang itu untukku
setiap kau buka mimpi perjalanan ke negeri teduh
aku selalu hanya sampai di ujung gang
(Seperti kemarin dan mungkin abad depan)
lalu kau lipat seperti surat-surat kerinduan hatimu
yang lalulalang di padang savana liar dan beku
burung malam di sini risau
dengan sebilah pedang ia menantang
lalu berusaha membunuhku
waktu bergerak pada weker pun tak berterima hadirku
sunyi menjengkelkan itu
membanting hatiku hingga cairannya berceceran
di celah-celah batu, dilindas kegelapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar