Sepagi ini aku menyaksikan nuri tertawa
Ketika hatiku ingin mengucap: Selamat pagi cinta!
Aku pun telah menyetel lagu Ilahi buat mengenang malam indah
Saat sayapsayap cintamu membawaku menyentuhi bintang
Tak ada kesuraman hati ketika itu sayang
Semuanya sempurna seperti pengantinan hati
Dua manusia berbagi langka meraih pagi
Bagai penyusun bata menutupi bilik rumah buat rindu bersimpuh
Aku telah memainkan beberapa lagu pada piano hatiku
Hingga air itu menetes di tepi matamu menjadi samudera
Dimana rahasia hati berenang mengikuti arus
Hingga tiba pada sebuah benua
yang kita rangkai sendiri
dengan tangan kita
kamupun selalu menyusun canda
mengisi keindahan taman yang ku tata dengan sabar
saat pagi ini kulihat beberapa bunga menyembul
hatiku ingin mengucapmu: selamat pagi cinta!
Biar hatimu tak sekadar menangkap wangi dari kata
Tapi wangi semesta rasa yang memucuk di mekaran bunga
Esok aku akan mengelanai laut
Buat bertemu keluhuran utara
Pulaupulau fasifik yang agung dan berombak
Menyinggahi dermaga perbatasan hingga menembus Filipina
Inilah tanahku, samudera yang luas seperti hatiku
Yang selalu menunggumu bersampan
Di pucuk ombang yang tak pernah letih
Selalu bercinta dan merindu dalam deburan kuat dan menghempas
Tapi siapa yang memahami laut, selain anak laut itu sendiri
kawanan lumba akan berpacu dengan perahu
burungburung laut di atasnya dengan sayapsayap lebar yang kuat
seratus ribu ton kawan palagis melintasi arus utara
seperti gambar tua di negerinegeri terlupa
aku ke sana buat menuliskannya lagi
harapan di mata sederhana manusia pulau
mereka yang tenang di tengah ladang umbiumbian
pala dan nyiur yang melambai pada syair lagu kebangsaan
yang selalu dihafalkan pada anak sekolahan
tapi lupa dilafalkan pemimpin bangsa
karena kekuasaan membutakan aksara dan pesan terindah dari semesta
selamat pagi cinta!
Di pulau Marore,yang penduduknya kurang dari 1000 jiwa
Aku memandang pulau Balut Filipina yang megah
Jaraknya tak jauh, layaknya sepelempar cintaku ke nafas di hatimu
Penduduk di sini semuanya nelayan
Kecuali beberapa lelaki mengenakan baju serdadu
Menjagai pulau terluar kita agar tak senasib Sipadan dan Ligitan
Maukah kau terus menjagai cinta kita
Kerena kedaulatan hatipun harus dibela dengan penuh kehormatan
Aku harus mengarungi ratusan mil laut
Buat merekam tawa sekaligus airmata di wajah nusa utara ini
Mereka yang selalu mempiaskan senyum
di tengah dusun yang sesungguhnya betapa merana
moga aku punya waktu lagi memainkan beberapa lagu di piano itu
bersama syairsayair gunda di pucuk ombak hatiku
yang selalu menghempas dan berdebur seperti nusa utaraku yang risau
buat menyalamimu dengan indah: selamat pagi cinta!
Manado, 16 Januari 2011
Ketika hatiku ingin mengucap: Selamat pagi cinta!
Aku pun telah menyetel lagu Ilahi buat mengenang malam indah
Saat sayapsayap cintamu membawaku menyentuhi bintang
Tak ada kesuraman hati ketika itu sayang
Semuanya sempurna seperti pengantinan hati
Dua manusia berbagi langka meraih pagi
Bagai penyusun bata menutupi bilik rumah buat rindu bersimpuh
Aku telah memainkan beberapa lagu pada piano hatiku
Hingga air itu menetes di tepi matamu menjadi samudera
Dimana rahasia hati berenang mengikuti arus
Hingga tiba pada sebuah benua
yang kita rangkai sendiri
dengan tangan kita
kamupun selalu menyusun canda
mengisi keindahan taman yang ku tata dengan sabar
saat pagi ini kulihat beberapa bunga menyembul
hatiku ingin mengucapmu: selamat pagi cinta!
Biar hatimu tak sekadar menangkap wangi dari kata
Tapi wangi semesta rasa yang memucuk di mekaran bunga
Esok aku akan mengelanai laut
Buat bertemu keluhuran utara
Pulaupulau fasifik yang agung dan berombak
Menyinggahi dermaga perbatasan hingga menembus Filipina
Inilah tanahku, samudera yang luas seperti hatiku
Yang selalu menunggumu bersampan
Di pucuk ombang yang tak pernah letih
Selalu bercinta dan merindu dalam deburan kuat dan menghempas
Tapi siapa yang memahami laut, selain anak laut itu sendiri
kawanan lumba akan berpacu dengan perahu
burungburung laut di atasnya dengan sayapsayap lebar yang kuat
seratus ribu ton kawan palagis melintasi arus utara
seperti gambar tua di negerinegeri terlupa
aku ke sana buat menuliskannya lagi
harapan di mata sederhana manusia pulau
mereka yang tenang di tengah ladang umbiumbian
pala dan nyiur yang melambai pada syair lagu kebangsaan
yang selalu dihafalkan pada anak sekolahan
tapi lupa dilafalkan pemimpin bangsa
karena kekuasaan membutakan aksara dan pesan terindah dari semesta
selamat pagi cinta!
Di pulau Marore,yang penduduknya kurang dari 1000 jiwa
Aku memandang pulau Balut Filipina yang megah
Jaraknya tak jauh, layaknya sepelempar cintaku ke nafas di hatimu
Penduduk di sini semuanya nelayan
Kecuali beberapa lelaki mengenakan baju serdadu
Menjagai pulau terluar kita agar tak senasib Sipadan dan Ligitan
Maukah kau terus menjagai cinta kita
Kerena kedaulatan hatipun harus dibela dengan penuh kehormatan
Aku harus mengarungi ratusan mil laut
Buat merekam tawa sekaligus airmata di wajah nusa utara ini
Mereka yang selalu mempiaskan senyum
di tengah dusun yang sesungguhnya betapa merana
moga aku punya waktu lagi memainkan beberapa lagu di piano itu
bersama syairsayair gunda di pucuk ombak hatiku
yang selalu menghempas dan berdebur seperti nusa utaraku yang risau
buat menyalamimu dengan indah: selamat pagi cinta!
Manado, 16 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar