aku menanti lakon kedua
dengan kegembiraan sekaligus ketakutan
cinta memang menghidupkan sekaligus mematikan
engkau tunas
akar-akarnya merambat ke jiwaku
kita saling memberi menerima
hingga kidungmu meresik dalam khotbah kawinan
dan engkau melahirkan anak-anak kangen
buah persenggamahan batin
orang-orang menatapmu penuh darah
rintih bersimbah ke tanah
tapi anak-anak kecintaan
kuraih sekuat tenaga
menjadi milik kita, selamanya
setelah lakon kedua itu berakhir
aku hanya bisa menyeka keringat di keningmu
menatap tawa indahmu
tawa indah yang senatiasa mengedip di hatiku
2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar