Kamis, 08 Desember 2011

TAGULANDANG 1870 *) (Puisi Iverdixon Tinungki)


raja fasik menghina langit
membangunkan ombak menyebar mautnya

rubuhlah tiangtiang kedatuan
oleh kata lancang rajanya
dalam bau amis kemabukan semalaman
yang paginya tumpah jadi serapah di depan gereja

lagi di senja berkabut ia menuding langit
seakan Tuhan seorang terpidana
bersujud kalah di depan kebesaran seorang raja
seperti sejarah sultansulatan menyembah leluhurnya

imam Kelling seduka Johanes  di gelegar ombak pulau patmos
melihat Roma memancar kemilau, lampu percabulan kuasa
di menaramenara kota yang menyilaukan langit
mengkaparkan doadoa para imam ke lantai becek kotoran zaman

dan wahyu mengetuk pintu samudera
menaikan pasang yang menumpakkan ombak
melompati ketinggian batang kelapa
menghujam ketinggian kuasa raja
hingga remuk bersama kotanya

450 ratap ditangisi rumah duka
di siang hari ketika orang rajin dan saleh
usai menyiangi kebunnya

2004

*) Kisah pelayanan Imam Zending F. Kelling di Kerajaan Tagulandang.  Dimana pada tahun 1870 daerah itu dihantam ombak pasang (tzunami) yang tingginya melebihi pohon kelapa tua (sekitar 25 meter lebih), yang menyaput habis kota Tagulandang dan pantai-pantai sekitarnya. Dalam kejadian ini 450 orang meninggal, ratusan rumah hancur, ratusan orang lainnya mengalami luka-luka. Ajaibnya, rumah Imam F.Keling yang hanya terletak 400 meter dari pantai tidak terkena gempuran ombak itu. Dikisahkan air bah itu seakan menghindar rumah sang imam dan keluarganya, Sementara di sekitar rumahnya semua bangunan dan kehidupan luluhlantak. Kejadian ini dikaitkan dengan sikap raja kerajaan Tagulandang pada waktu itu, yang sehari sebelum kejadian mengeluarkan serapah dan menghujat-hujat Tuhan di depan gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar