Selasa, 04 Desember 2012

PENYAIR (puisi Iverdixon Tinungki)



tanah air penyair katakata
jangan temukan ia di atas atau di liang tanah
di udara pun ia tak ada
di laut atau di danau tak kau temukan jejaknya

lalu dimana sesungguhnya ia. Ia nafas dari katakata
hingga kematiannya kematian katakata
ia udara katakata memenuhi rongga dada
laut katakata menerjemahkan amarah dan rahasia
kedalaman pengertianpengertian. Danau katakata penghiburan
bagi penat dan siasia. Kerena penyair itu air mata

ia menetas di doa malam dan pagi ibu
berderai di hati para kekasih. meraung luka
di perih kaum tertindas. di peluh buruh dalam keadilan yang tertikam
ia mengerang sepanjang malam, hari, bulan, tahun, abad dan millennia
ia kekasih kepedihan


lantas bagaimana penyair menjadi cinta? Itu karena mata.
mata katakata. Ia berkata dengan mata terkatub atau terjaga sama saja
karena mata katakata menembus dinding waktu juga rasa
diringkusnya semua ke dalam syawat katakata tumpah bagai bunga
di bumi ladang katakata. Penyair bukan zakar dan vagina, bukan pula anus
atau lidah. Ia manusia sebenarnya

ia prajurit setia, buku bagi pemimpin bangsa
doanya adalah katakata melampaui sejarah abadabad
Ia bukan nabi, karena itu tak penting baginya.
karena yang penting itu kebaikan dan yang luhur itu kebenaran
bangsabangsa yang membunuh penyair adalah bangsabangsa tak punya singgasana.
seperti sekolah tanpa buku pelajaran. Melahirkan pemimpin gagu tanpa katakata arif bijaksana

penyair bukan pengkudeta apalagi pembuat huruhara
meski katakata darinya lebih berbahaya dari ledakan senjata
lebih lenting dari gemerincing pedangpedang sejarah
ia sesungguhnya pembawa cahaya di tengah kebuntuan hidup
berbangsa dan bernegara

sebagai manusia sebenarnya
penyair juga butuh makan, minum, rumah, keluarga, bangsa dan Tuhan
karena puisi adalah katakata bergizi yang sebenarnya
karena puisi adalah air jernih pelepas dahaga yang sebenarnya
karena puisi adalah rumah makna dari sayang yang sebenarnya
keluarga bangsa dan Tuhan adalah puisi yang sebenarnya
katakata mengental mengkristal itu penyair sebenarnya

ia guru bahagia pada tawa anyelir
hingga matahari bisa memintal cahaya warnawarna
dalam pendakian metaphor puisi meraih keindahan tertinggi
keindahan tertinggi sebelum katakata teranyam adalah hati penyair itu sendiri

ah! jika demikian, penyair itu bisa:
ayah, ibu, anak, hewan, awan, bintang dan jagat raya
terserahlah! Terpenting katakata punya asal usul, riwayat, manfaat dan keindahanya

“karena penyair itu estetika yang sebenarnnya”

5 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar