Kamis, 09 Maret 2017

PENYAIR DJEMI TOMUKA

Oleh: Iverdixon Tinungki



Ia seorang dokter ahli foreksik. Kesehariannya selalu berhubungan dengan tubuh manusia setelah mati. Karena itu buku kumpulan puisinya yang pertama berjudul “Seperti Angin”. Karena lewat puisi ia ingin menceritakan kehidupan.

Lahir di kota Makassar, 15 Juni 1962 dengan nama, Djemi Tomuka, tapi biasa dipanggil dengan Djemi saja. Sekarang tinggal dan menetap di Jl. Kali Porong. No. 73. Kel. Kombos Barat, Kec. Singkil, Manado, Sulwesi Utara. Selain bekerja di Rumah Sakit Umum Prof. Kandau, dokter yang doktor ini juga menjadi tenaga pengajar (dosen) di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado (Unsrat), untuk Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, juga pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Fakultas Hukum Unsrat.
Riwayat pendidikannya, setelah tamat SMA melanjutkan di Fakultas Kedoktaran Unsrat (dokter), lalu melanjutkan kembali pada Program Post graduate Forensic Medicine, Medical Jurisptrudence, Medical Ethics and Human Right, di Groningen University Netherland (DFM), kemudian menimba ilmu hukum di Fakultas hukum UKI Tomohon (SH) dan meneruskan di Pasca Sarjana PIH-PS Ham Unsrat (MH).
Ia dikenal menyenangi semua bidang seni terutama, Sastra (puisi), Musik, Lukis dan patung. Di tengah kesibukan pekerjaannya rutinnya, kegiatan menulis puisi hingga kini terus dijalani. “Di dunia kesenianlah saya berlibur dan mendapat penghiburan,” ujarnya.
Selain piawai memainkan sujumlah alat musik, ia juga membuat alat musik di bekel musik yang ada di belakang rumahnya.  ia melatih vocal group, paduan suara, melukis dan membuat patung. Sejumlah pameran lukisan dan seni rupa telah diikutinya.
Karya-karya puisinya terangkum dalam buku: "Seperti Angin", Kumpulan Puisi diterbitkan  Daseng Seni Fordjefo dan Wale Kofie ESA.  "Duka Gaza Duka Kita", Antologi Puisi 99 Penyair Indonesia, Empati untuk Palestina. "Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia",  Antyologi Puisi, Himpunan Masyarakat Gemar Membaca.  "Metamorfosis ", Antologi Puisi, Dapur Sastra Jakarta. “Hujan Kampoeng Jerami " dan "Titik Temu", Antalogi Puisi, Komunitas Kampoeng Jerami. "Jurnal Puisi", diterbitkan Sembilan Mutiara Publishing. (Kurator Iverdixon Tinungki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar