--dalam percakapan dengan seorang anak
Papua—
ketika semua keihklasan telah tunai
tak ada lagi pilihan
kecuali memutuskan berjalan ke pemakaman
mengubur harapan dan mimpi yang memar
harapan dan mimpimimpi tak lagi punya
tempat tetas
di atas tanah air yang sejarahnya meminggirkan orangorang
sebegitu tulus mencintainya
mereka mengambil semua harapan dan mimpimimpinya
lewat dadanya kini pecah. menaruhnya ke
liang lahat
mereka juga dengan terpaksa mengubur
perasaan cintanya
pada tanah tumpah darah kini ingin
dilupakannya
“mengapa kau tinggalkan kami dengan
segala letih
lukaluka ini,” keluh orangorang yang
kehilangan semua
yang mereka banggakan pada negara yang
hidup mati
mereka sujuti
harapan, mimpimimpi, juga cinta itu
mereka timbun dengan duka cita teramat
dalam
mereka kemudian melanjutkan perjalanan
tapi entah kemana. tak ada pesan
dititipkan
kecuali nisannisan bertuliskan:
“selamat tinggal”
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar