ia tak mau kembali
ia tak mau ke kota
lagi
ia memilih mematik api
di tradisi mengajari
hidup mandiri
ia merasa kampung
lebih asri
lebih sejati. menyeduh
mimpi
ia telah bosan
berada di pusatpusat perdebatan
tak kunjung mengubah
apaapa
kecuali wajahwajah
tirus
terbatabata
memandang
menaramenara,
jalanan
kawasan pertokoan,
berpotong percakapan
di kampus, di hotel,
di ruang perkantoran
kini tak lebih swalayan
jual beli keadilan
ramai pias tawa
sedemikian bajingan
ia memilih di kampung
saja
di lumbunglumbung perkebunan
di ladangladang pertanian
menyigi aroma laut
menggarami hujan di pelepah dedaunan
kota yang sombong
itu tak lebih
segerombolan pengemis
dan perompak
kenyang oleh air
ludah
keringat, nanah
kampungkampung
yang dimangsanya,
tapi diingkarinya
ia telah sampai pada
sikap terakhirnya
sebuah
rumah dengan pemendangan pulau
segelas
kopi menguar bau kehangatan
di
pagi dan senja beraroma cinta
ia
sajak sederhana
menetas
di tengah letih dan dahaga
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar