(Suatu ketika bersama DK)
tinggal
pulau kecil di tengah laut sajak ini punya sekawanan rusa
mereka
mencari padang alangalang di hektar hakekat katakata
dari
satu hingga ke seribu kata kita cakapkan ternyata
tak ada lagi secuwil makna. selain hampa
rusa
dengan tanduk bercabang lima dari surga menatap kita
begitu
sigap memamah remah padangpadang luluhlantak
sebuah
kota dengan menaramenara pasir
terus
runtuh di telapak tangan penyihirpenyihir
sekali
lagi aku tiba di pulau Bangka
mencari
jejak terakhir sekawanan rusa
tinggal
bau airmatanya
melekat
di semaksemak begitu rentah
pemburupemburu
bersenapang berkeliaran menembaki bayangan rusa
yang
tersisa. yang terbunuh, bayang mereka sendiri di senja tak bernama
Ini
senja keberapa aku menulis sajak, dan berharap bapak
menemukan
nafas rusa dalam katakata. waktu pun lelah menanti kabar
kabar
dari bapak seperti lesap di ujung lidah. aku menemukan mayatnya
di
akhir sajak
melepuh
menanah
di
tambang biji besi
siap
diangkut entah ke mana
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar