sebuah
kemah berlantai gurun
disesaki
tubuhtubuh peristiwa, suarasuara gagu
juga
sepasukan bayangbayang penyergap kali
yang
sejak dulu selalu kugali mencari hulu semua mimpi
mereka
datang dengan panah dari bulu burung rajawali
aku
bertempur kesekian kali pada frase dan baitbait puisi
lalu
luluh di endapan lumpur, kini gigih menggambar letih
di
engah nafasku sendiri
masih
di kemah itu, kutemukan musimmusim perjalanan tanpa kawan
aku
membujuk diriku: “cukuplah untuk hari ini
menatap
dena senja berkemilau menuakan mataku”
sambil
melipat semua air mata yang kutakik pada
pertempuran
tak
mungkin punya kata selesai, tak mungkin dapat
kuakhiri
kubebat
semua luka di pucukpucuk ingatan
karena
aku harus terus berjalan, mendaki, kendati di puncak
hanya
ada jalan lain menuju kemah lebih tinggi lagi
lazuardi
para rajawali menimba kalam dari Ilahi
di
hari lain aku kembali dari pesisir dengan kabar rumputrumput neptunus
juga
kisah beberapa musim di mediterania yang tak membusuk
serupa
perahu, ikan kuda laut, ruparupa organisme akuatik
semua
itu kusamak jadi berdepadepa ritmik perdebatan antara
kebenaran
dan keyakinan di petakpetak puisiku
di
serambi ruh terakhirku yang selalu ragu menilai kedalaman laut
dan
gemuruhnya yang abadi itu
di
atapatap kemah, angin berkali mencair menafsir gigil bukubuku
lembaranlembaran
puisi tumbuh jadi hutan di rakrak berdebu
ketika
aku mengutakatik epistemologi uban
menyemak
di
semua ujung langkahku. Itu sepi dulu dan kini masih utuh
sesekali
aku merasa lega telah meraih semua keberuntungan saat bisa
menyentuh
bumi, air, juga segala yang kucari, yang kucintai
lalu
berfikir saatnya merenungi; disebut sungai itu adalah air mata mengalir
tapi
seperti biasa, selalu saja ada perempuan dan pohon murbei
mematangkan
buah jadi ungu tua, lalu meraihku sebagai penyapit,
mencapit
segala yang diranumkan abad. di situ kudengar desisku
seperti
ulat mendaur dedaun menjadi serat-serat malam
“Tuhan ternyata aku hanya penanya dan peminta
berlindung
di sebuah kemah tanpa tahu jalan, tanpa tahu apaapa”
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar