Rabu, 25 Januari 2012

MANADO UNDERGROUND


Kota yang cabul dan durhaka
Wanita mati tanpa kepala
Ada yang ditikam lalu diperkosa
Kemiskinan hanya berhenti pada doa
              
Ya kepalsuan…ya kealpaan…

Laut di sini telah hilang
Jadi sungutan dan ketakberdayaan
Anakanak mengarahkan mata ke menaramenara
Yang terus meruncing seperti lembing menikam dadanya

Boldouserboldouser yang lapar
Menggerus gunung menimbun lautan
Buat cukong mengencingi sejarah riang
Yang sebentar hilang berganti kebringasan

Seorang anak pasti mabuk dan genit
Meninggalkan gereja, melupakan masjid
Tuhan berganti mall dan pesta kelapkelip
Penguasa adalah nabi penahbis kebrutalan ini

Sapa yang salah kalo bini bagila deng birman sandiri
Sapa yang keliru kalo cui so jadi burung bajingan
Rupa pohong, dosa juga punya akar
Tulis syair lagu manado yang miris dan dekil

Politisipolitisi mencari suara
Dibuatnya janji palsu dan durhaka
Lalu menulis status di twitter dan facebook
“hari ini aku ke gereja, hari ini aku ke masjid”

Pendeta dan imam mendoakan mereka
Hingga dasinya mengkilap, kulitnya mengharum
Wartawan membuat foto dan menuliskan advetorial
“Inilah pemimpin kita wahai rakyatku yang miskin”

Bangsat!

Ironi kita adalah negeri yang kaya
Dan seorang mahasiswa mengadai diri

Ironi kita adalah pemimpin yang korupsi
Dan rakyat bawah yang melarat

Ironi kita adalah pembunuhan yang dicitrakan
Dan kaum melarat yang tak mampu bayar sogokan

“yang kaya kian kaya, yang miskin kian papah”
kenang seorang demonstran tua yang kini jadi
penyokong tumbuhnya kultur kemunafikan
sambil mengisap rokok dan menyesap kopinya
lalu menyetubuhi perek dengan bayaran uang jarahan
yang harusnya jadi hak rakyat yang dulu dipihakinya

jahanam!

Ya kepalsuan…ya kealpaan…

Seorang penyapu jalan dengan gaji kecil kesiangan
Pemulungpemulung yang hidup dari sampah keletihan
Dosen-dosen menjual diktat, aparataparat antre di Kesegaran
Dan seorang lelaki dibunuh kerna ingin menegakkan kebenaran

Lalu sebuah upacara dan iven kelas internasional
digelar merayakan matinya kebenaran
semua berbaris mengusungnya ke liang lahat
dan didoakan dengan laknat
sebelum pagi tiba dengan muram di sebuah gubuk
di pinggir kota yang sebentar lagi digusur
buat pembangunan jalan menuju tambang
penjarahan yang baru tiba
di sebuah meja seorang pemimpin perompak.

26 Januari 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar