Rabu, 18 Desember 2013

DALAM SEHARI (Puisi Iverdixon Tinungki)



dalam sehari kita dibebat sebegitu banyak bebunyi
hilir mudik. belitmembelit
rincing kleneng gerobak penjual rujak, kue putu, sayurmayur
suara Adzan, lonceng gereja, hingga ringtone sebuah hp

bebunyi itu menyerbu, massal serupa katakata hirukpikuk
menjinakkan hirau takhirau, menghadirkan lanskap panoramic
menyelusup, menyasak ke sendisendi renung


hidup seakan kawasan pasar yang aneh

orangorang dijajah jajanan di jalanan, di mall, di rumah
di tempat sembahyang
semua datang tak diundang menawar, memaksa
tak terhindar, tak berdaya

dalam sehari semua mimpi buruk itu mampir
kemasan penuh aura sihir, massif menggerogoti
hingga tak ada lagi terpikat perantauan burungburung
melintasi langit tinggi di atas kepala, atau senja suci
keheningannya mengabadikan segala hal indah inci demi inci

hidup dilabel dengan tandatanda penyerahan
pada nama, pada angkaangka palsu, pada segala instan

dalam sehari tak ada lagi bisa tidur tenang
tanpa gangguan berhalaberhala saman
menyeruak tanpa ampun
tanpa merasa bersalah

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar