Kamis, 19 Desember 2013

MERANG ILALANG (puisi Iverdixon Tinungki)




setelah hujan kemarau bermula
merang ilalang terbang mencari penampang
kecuali rumah ber-AC, dan mobilmobil berkecepatan kencang

setumpuk buruh yang terus tumbuh dan luruh
merang melumut menumbuhkan sengat ke liang mulut

kota dan semaksemaknya adalah dua dunia
di atas dan dibawah tiada bertangga


nabinabi dimana katakata itu mati

sebuah ladang dari kisah kitabkitab
membersitkan tangisan ke seluruh abad

adakah langit  di ujung mati ?

di tengah sawah kakikaki mengeriput
mencabuti ilalang terus kau tumbuhkan

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar