Kamis, 19 Desember 2013

DI SUATU PAGI DESEMBER (Puisi Iverdixon Tinungki)



kembali kau bawa cuaca kembar
bau kukis, lagulagu natal
dan badai kejarkejaran di pucuk kelapa
senantiasa meliukkan getir yang sama
dalam tahuntahun menjahitkan kepelbagaian

ma…aku mau menyerup kopi ke 50 tahun
sambil membayangkan kebun kacangkacangan
dalam kegembiraan ayah di pagi berhujan
memuat panggi ke dalam roda pedati
menyusuri pasar masih sepi


ia tentara dan petani
mengebunkan derap sepatu ke mimpiku
ladang padi juga jagungjagung

pagi ini dingin. seperti 50 tahun yang kembar
harusnya ada ubi dan dabu di rumah kayu
ketika gementing lonceng di pucuk menara katedral
merapatkan musim yang baru ke dalam perkampungan pesisir
selalu menabung getir

ma…aku hafal betul mematangkan pisang dengan karbit
menaru bakul rotan ke atas kepala
seperti lukisan penjual buah di tengah cuaca berubahubah

lalu, kelenjarkelenjar petir menguar menambatkan ketakutan
seperti 50 tahun dongengan tentang langit di huni mahkluk api
mematamatai bumi dipenuhi mambang dan demit

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar