Kamis, 19 Desember 2013

IBUNDA (puisi Iverdixon Tinungki)



kenangan tentangnya adalah anyaman sungai di lembarlembar
tikar pandan. tersulam pula bau pesisir, hening hutan
setubuh doa, tangisan dieram menetas laut dan pelayaran

ia menyiangi pagi ketika selindris bunga salak mengelopakkan musim
menghalaman di teduh matanya dimana tumbuh semua pengharapan

di sana perkampungan selalu sebuah firman dan dena tua
mengajar  keikhlasan  kedalam nafas penyabit dedaunan
menadah tabah ke dada tua oleh masa selalu kabut
tapi ditafsirnya bercahaya


padamu kukenang pula samakkan daun telah diberi warna nila
ornamen nafas berkesiur kau anyamkan juga sebuah masa,
sebuah tempat, di kedalaman  ingatan tentang selasar senyummu
menyaru kebanggaan di balik letih seluruh raga

seakan lanskap daundaun talas tempat bulan tidur pulas
memecahkan murung meluru di malammalam tak pernah kau hitung

semua itu turun dalam partisipartisi cahaya memisahkan gumam tak tuntas
antara duka rindu bertubuh mimpimimpi tiada hulu

di situ utasutas nafas menetas dalam jeram rahim
ketika aku terundang jadi manusia di pantaipantai liar
di benuabenua terlupakan
tapi kau ada di depan tangisan
membuka jalan melewati kemenagankemenangan palsu
membelenggu ketaksadaran

ternyata setua apapun aku selalu ada bocah dalam diriku rindu kau ringkus
seakan sungaisungai bermuara hanya pada dekapanmu

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar