Sabtu, 04 Februari 2012

SEBUAH HARI DALAM TEKS HATI (Puisi Iverdixon Tinungki)

 

Aku bersua hujan itu lagi
Dengan ringkik kuda langit
Berpacu seperti tarian perang
Bau dupa dan kemenyan
Seorang kasatria dengan mata leli
Yang ditulis beribu penyair
Menyeru melebihi para nabi:

“aku suka sajakmu. Kata menghidupkan cinta.
Biar airmata tak lelah menafsir setiap hujaman pedang.
Saat aku bertempur di kedalaman kehidupan”

Masih pagi, ketika ia tiba dengan gagah di beranda sajakku
berkeringat  menguapkan bau aspal. di kulit pekerja jalan
melewati subuh menyengat

apa yang ingin kau kabarkan
pada pecahanpecahan air yang indah ini?

Menyusun huruf hingga pengertian tiba pada kata
Membebaskannya dari penjara maknamakna
Aku pengertian itu! Dan sajakmu adalah aku!

Ekor badai tiba secara mendadak di depan rumahku
Menggugurkan daundaun kalumpang, pasa dan setangkai rejeki
Yang semalam memutih seperti pecahan kembang api yang wangi
Lalu bebunyian halilintar tua mengguruh. Hujan menderas

“selalu ada kisah, buat pengertian tiba
Kerna semua adalah senjata
Tak perlu menikam
Cukup cintai cintamu seperti cinta itu sendiri”

Kasatria itu, kemudian mencair seperti tinta
Bercampur dalam air hujan. Menyirami kepala
para pekerja aspal yang terus menggilas cairan panas
ke dalam sajak ini. Hingga aku selesai menulis kata terakhir;
Amin!

5 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar