Kamis, 21 November 2013

MENGITARI PAGI



aku dan cucuku pagi itu menanami langit persegi dengan bibit mimpi
langit di atas jalan sudah setahun sebulan hanya itu saja. sudah jenuh
rumput daundaun pasa, rumah tetangga menabung gonggongan anjing
dari jaman ia bersuami hingga sudah jadi janda, gonggongan tetap saja

muka mereka sulit tertawa, pernah gila barangkali
burungburung itu kicaukicaunya menerangkan angin ditungganginya
punya tubuh, tumbuh bersama seinci mimpi di bidang persegi


seharusnya seperti kuda sejak lahir sudah bisa berlari. bayibayi selalu
mengawali dari tertatihtatih. sudahlah, menyusu saja susu sapi
pesan televisi menayang iklan kampanye calon presiden yang suka
mengepalkan tangan. berita apa selain korupsi, artisartis gontaganti
pasangan kelamin di atas bidang persegi di samping mimpi kami putra putri
yang mencoba tabah berdiri di atas tanah ini. Seberkas bendera tumpah
ke dalam whitecoffee. aku bukan puisi kata katakata yang menangis

tak ada yang tak piatu juga mereka yang punya ibu. Kota yang
sempurna kesedihannya. seperti pisau saat paling sedihnya ketika menikam
kami berpelukan mengitari satu putaran sudah setahun satu bulan ini
berkalikali kami kitari dengan benih mimpi masih itu juga, menyusu saja
susu sapi. gonggongan anjing tetap saja ia anjing tak bisa ia jadi puisi

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar