Kamis, 21 November 2013

SUATU MALAM DI TEPI JALAN



malam melukai kita dengan tepitepi yang hilang
melipat bayang satu jam lalu ramai lalulalang

sepi tumbuh ke segenap dinding bangunan
sebentuk belukar. lumut dan abu bersisihan

aroma kopi, wine terjulai mensedekahi hati
sedang menapis amisamisnya


mari kita bebaskan semua keinginan ke dalam dekapan
sambil berkendara mengitari ruas kesunyian

jalanjalan menikung, di pesisir laut tertimbun itu
sejenak kau ingin menepi. menaruh pesan, katamu
pesan bermakna kalam ke laut kelam

secemasnya panoramik teluk ini, tibatiba
seribu perahu datang meminangmu

juga penyair yang dulu menyusun sajak tentangmu
berkalikali ia runtuh, kembali  ke nafasmu yang masih itu
kian utuh

waktu memang penat mengeja ritme habanera di bibirmu
kakikaki kecilmu menghentak malam

malam berpendaran dalam katakata anggun
selalu ingin kurengkuh dari pelukmu
sebelum sepi ini pergi

melupakanmu!

2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar