Kamis, 21 November 2013

TONSARU



barangkali sudah kau genapkan hal paling kutakutkan
ratusan bangau kehilangan berdepadepa kabut Tonsoru
dalam sejarahnya menganyam riang di wajah persawahan
kini terbang ke liang kepedihan dengan tulangtulang sayap retak

di tepi parit, alangalang berkibar menguarkan cemas di matanya
jalan aspal telah membelah padang angin yang  gemetar di sini
di lahanlahan pertanian tergulung gelombang pikiran
terus menyusun sihirsihir mimpi menumbuhi lampu kota di sisi ilalang


tanggultanggul air dan ritus musim yang mengaliri petakpetak ini
telah meletakkan tubuhnya yang merasa bersalah
ketika danau tumpah bagai air mata
di raut petani terdepak dari sawahnya

lalu ia melepas seonggok kenangan di hitam gerak daunan
melukai sisa gemuruh sengau bangau di alis kabut membebat
dusundusun limbung menerjemahkan bunyi tetabuhan,
derak kayu bakaran, di penampang budaya mensyukuri bebiji
tumbuh di tengah alam semesta

bekasbekas pohon tumbang di bebukit memagari
pemandangan kemuning padi, bunga trompet berwarna putih
mengubur nyanyian hutan dalam cuaca tak lagi berdenyut

dan capungcapung dalam kebingungan itu
hinggap ke dadaku membaringkan seluruh masa lalu

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar