Rabu, 09 November 2011

Cerita Dari Bunga (Puisi Iverdixon Tinungki)


cinta memang saling mencari, kata bunga
pada serpih air di kelopak mata dan doa
mungkin saja dalam sejumlah reingkarnasi
atau pengembaraan manusia-manusia abadi
ia berjalan dengan sidonya sendiri
melintasi abad dan waktu
bergerak dalam derit weker sang penanti
dan mungkin kita pernah bersua di suatu pagi dan senja
tapi kita sama-sama belum saling mengenali


seperti juga air mengalir itu, kata bunga
pada derit hati disayat-sayat rindu
dibawa sungai dari hulu  ke muara laut
di ambil Tuhan hingga  ke tujuh langit dan gemawan
lalu kembali menjadi embun, hujan,  juga air mata
gunung-gunung mengumpul ia  mengirimnya ke lembah
menjadi danau  agar laut punya hikayat rindu
cerita hutan, langit, gemawan lapis tujuh

rindu itulah membawa engkau menjumpaiku, kataku
pada sejumlah potret retak dalam kisah dan jejakmu
bisa engkau rangkai dari cerita gadis penjual bunga
atau panggung teater  menyimpan indah kidungmu
cinta memang hanya untuk yang sejati
kemanapun mengembara ia, yang dicari semata mata hati
dan kita bertemu  dalam nyata yang ini
agar kemarin selalu tak ada
meski kita kadang menyimpannya menjadi catatan
seperti bunga kukenang dari pertemuan tak disangka
bisa saja engkau atau gadis lain
tapi kini adalah dikau

2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar