Kamis, 12 September 2013

KELAK (puisi Iverdixon Tinungki)



kelak mereka membangun patungpatung dirinya
kelak mereka menamai jalan, jembatan dengan namanya
kelak lapangan terbang, rumah sakit,  kampus dan
kapalkapal dinamai lengkap beserta gelarnya

setiap orang  ingin dikenang, tak ingin dilupakan

tapi kelak anakanak akan bertanya siapa mereka itu
menaruh nama pada segala seakanakan diwariskannya


bukankah kelak anakanak akan membaca sejarah
menemukan retak di arca, di segala artefak
dengan bercak kisah usang untuk diabaikan

dan kelak anakanak akan menentukan
siapa patut dikenang, patut dilupakan

waktu kelak akan melumat, mengubur
segala tak penting untuk diingat, dicakapkan

debudebu kelak akan beterbangan
membawa semua masa lalu kelam
ke tempat tak pernah diharapkan

sejarah kelak akan ditulis ulang
sebagaimana alur mestinya ia mengalir

anak cucu mereka akan mencaricari
nama moyangnya kelak pada halaman buku
tapi tak menemukan siapasiapa

kecuali catatan lebih dapat dipercaya
mentransmisikan pesan dari masa lalu
tentang bangsa yang citacitanya selalu terbunuh

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar