Jumat, 27 September 2013

POHON (Puisi Iverdixon Tinungki)



api dan tanah basah memberi getah
ke dalam pena, menuliskan
sebatang pohon mulai berdahan

sebagaimana pohon tumbuh
cuaca menjadi ragu
tak berbagi bias cahya
ke pucuk yang kini meninggi
menyigi surga tertinggi

di dahandahan rimbun terlindung
akan bergelantungan buah
benih ilahiah dengan segala manis asamnya
di tempah bau getah dengan segala kelat pahitnya


meranum sebuah makna
dimana hidup mati bukan sekadar
cadar antah berantah

seumpama biji tersemai
menyembul pertama itu
hikayat rumit dan muskil
di utuh sepucuk kecambah
usai melumat entah
di liang getah

2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar