Kamis, 12 September 2013

SANDAL (puisi Iverdixon Tinungki)



aku masih punya sandal berwarna dadu
buat menyurusi waktu terlanjur kelabu di pucukpucuk
haru. ketika dedaun pohon trembesi melayang jatuh
ku tahu langit lagi meramu anatomi sapu
buat semua kenangan layu

aku menjadi malu mengenakan sepatu
melintasi jalan sekitarku berbatu, rumah kumuh
pemandangan sayu di mata anakanak lugu
ibu bapak terbatabata menjalani hidup penuh ragu
semua luruh jatuh ke kakiku
dimana sandal berwarna dadu berubah perahu


hidupku pelayaran mengharu biru
pagi sore malam dan subuh hanya luka membiru

di balik tembok pagar batu
bangkaibangkai kampung ditumbuhi pohon randu
belulang citacita menumpuk di tepi kali sejarah palsu
katakata bisu terbawa angin mencengkrami ngilu
ke sini, ke sajaksajakku
mengasah berbilah amarahku
padamu yang berwujud musuh

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar