Jumat, 27 September 2013

PANTAI HILANG (Puisi Iverdixon Tinungki)



menakar  nafas di cekung busur
betapa fana segala di mata anak pana

tulangtulang lemas
suatu ketika akan tiba
di pantai hilang

begitu risau daun
mengelopaklah semua ketakutan
jadi rerumputan dengan bau aneh
menggigili getir  muai di jejari
tak bisa menggapai, melambai


tibatiba berwujud itu angin
membisiki  kisahkisah padang
dengan beribu prajurit awan
menjemput bayangbayang datang
menyelusupkan lengking hitam
berupa tinta ke dalam dena air mata

janin katakata begitu cemas
mendentingkan lonceng di semua menara
mengiringi langit melipat dongengan
di tanjungtanjung yang menjaga sebatang
tubuh bunga perlahan melepas
kembang terakhirnya ke atas deru ombak

di tepi paling sunyi dari bentangan pasir
buihbuih terlontar  lesap ke pori bumi
di mana sebuah sungai panjang
melayarkan semua dinamai kenangan

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar