Selasa, 14 Januari 2014

PUISI-PUISI RELIGIUS KRISTIANI DAN PASKAH (2)

PUISI-PUISI: IVERDIXON TINUNGKI




FRAGMEN KEENAM: Epos

ada ketika dimana sebuah benteng akan runtuh
opsir tentara, epaulet di bahunya dilupakan

menaramenara kemajuan ilmu mengangkut kecemasan
ke punggungnya, dengan kibaran benderabendera sihir
ke atas seluruh cahaya

angkasa pecah kembar. memisah dua dunia
antara yang kuasa dan yang terjajah
antara yang kaya dan yang hina dina
antara yang nyaman dan yang terlantar
antara titah dan nubuatan


pernahkah kau baca seorang perempuan, Anastasia
tubuhnya remuk dilindas tank jadi lumpur berwarna merah
leleh di deru peperangan mempahlawankan pembunuh

di sebuah balairung lama ditinggalkan
tersisa sedikit orang meritusi prosesi peringatan
mengenangi perempuan mati karena keteguhannya
mengupayakan kegembiraan
--karena meminta kegembiraan ia dibungkam--

di istanaistana negara upacara lain digelar dengan parade
diiringi lagulagu kebangsaan
--tapi bukan atas nama kebenaran sesunguhnya tergilas itu—

mereka memuja kuasa para maestro dan hero yang dengan gemilang
memenangkan pertempuran dengan seluruh peralatan perang
kian mematikan

--mereka algojo—
algojo yang difilmkan, algojo yang diindustrikan

ini abad itu, Anastasia
abad dengan pesta besarbesaran atas daya upaya
merayakan  matinya kemanusiaan

tinggal sedikit orangorang pergi ke gerbang,  memahat
seluruh perasaan mencemaskan
gambar perempuan mengenakan kerudung berenda
melewati jalan sepi dengan wajah santai dan riang

ada juga kolase opsir tentara ketakutan
tersungkur di bawah kursi besar ukiran bintang

pada angkasa kembar itu kau akan melihat
cinta tetap saja sebuah sungai
mengalir melampaui sejarah

2013


FRAGMEN KETUJUH: Surat Untuk Anastasia

tubuh kenangan suara burung murai
kebunkebun  jagung  pelampung kesunyian angin
rahasiarahasia kecantikan tumpah ke seluruh sungai

wahai…
aku ingin mencakapkan hatiku yang kacau
saat cinta itu terbunuh

waktu abadi mengalir di sini
di alur kenangan hujan
di kitab  mengekalkan tepi jazirah Yabok
saat akarakar rumput menggigil

apa kau seterukan pada hatiku?

jubah surga turun ke atas tubuhmu
kita bergelut
sebuah mesbah tersusun
di atas luka disimpan
akar rumputrumput

ini surat ketujuh dari tujuh hari ketika kita tiba
menamai kali padangpadang lusuh
harus kita tuntaskan pada semua kisah
sejarah mesti tumbuh

di abadabad belum tiba
ada apa gerangan
mereka baca dalam dekapandekapan kita
selain bebatu yang kita bakar
sebagai unggun menghanguskan

kotakkotak jatuh dari langit
dipenuhi benihbenih kegembiraan
tapi hati terlanjur api
menyembulkan pemandangan
teramat layu

di ruas paling kosong dari jalan tersisa di kota ini
aku menanti kereta
membawamu seperti janji kau ikrar di sebuah subuh
tentang hati terpilih jadi batu penjuru

pergelangan paha patah
ketakutan menjala
tapi aku mau datang padamu dengan sujud
sebagai lelaki tertangkap
tapi tak bisa kau depak

biar seluruh lumpur menimbuni kepala
setidaknya aku tahu di rahimmu berada hulu
bianglala sejak Nuh menemukan benua
Yakub diurapi jadi sebuah bangsa

2013

FRAGMEN KEDELAPAN : Pesan Pada Arca

1
pada arcaarca kulihat engkau
sebilah belati terancung
hati buncang menunggu mati itu

--Ishak terisak; bapa mengapa harus aku?--

seluruh gelisah menjalar ke atas susunan batu
kain tenun halus teralas
lusuh oleh air matamu

ketakutan itu ternyata seketika saja
sesaat langit tinggi menyigi seluruh katakata

2
ketika seekor domba menanggung semua kesakitan kita
langit agung itu pecah
bercecer dalam warna dadu, cemas gaduh

hati lisut serupa dedaun, serupa asap dupa yang hanyut

bukankah ia pernah meneduhkan laut buat pelayaran
lebih utuh

3
Anastasia, mengapa harus aku?
bisik lelaki yang melintasi kotakota
mencari hati kita
hanya terpaku bersama palma
di pintupintu

2013



FRAGMEN KESEMBILAN: Benih

pada benih ini ditumpahkan seluruh prasangka
kesuraman teluk yang pecah di pagi
denyar dedaun menyigi angin laut lalai berbagi

orangorang seketika berkatakata; “seumpama
perumpamaan penabur, seluruh tanah di hatinya gembur subur”

lalu sebagian lagi bertanyatanya; “mengapa
tak semua benih tumbuh di telapak tak letih meminta itu”

Anastasia, pada senja muram, anak Adam menyelip gada ke hatinya
di waktu begitu rapuh Musa menghabiskan seluruh usia
memahat kembali dual loh batu yang remuk siasia

dalam alkisah Abraham, Habel tak lagi sebagai bangkai
meski Kain menjelma kawah mendidih di nadi musim antara
menanam menyabit

hama semak liar seakan sejarah
dibancakan ke atas trah manusia

kutemukan diriku menempa jazirah cadas berbatu
hingga benih bisa tumbuh
menunggu musim menyabit
dalam baitbait benih yang baik  

kendati bunyi kereta berderit menyelusup ke setiap sendi
di detik terkahir pun lebih berbahagia bila masih bisa
mensutradarai kesunyian di sepenggal panggung sepi

lapislapis cahaya lapuk  
menyerbuki akarakar bibit kusemai
di sisasisa nafas terakhir

2013


FRAGMEN KESEPULUH: Efata

semesti sejak Tirus, Sidon, Dekapolis didatangi
tak ada lagi tanahtanah kafir
ribuan kota tumbuh di impian kanakkanak
berbagi roti dengan merpati

tapi semua gagap, tuli. katakata berhenti

perempuanperempuan  yang menangis di tepi kanal
menambahkan banjir ke akarakar sejarah

anjing melolong dengan suara tinggi
menyusupi derak tulang para buruh, terpiuh
merekat mimpi anaknya sendiri

dari bunyi bedug hingga gementing lonceng
para penjual es tak lagi percaya bisa katakata
kecuali gerincing, desis stom kue putu
merecoki sore bising deram mesinmesin

kampungkampung dalam rupa lesu
menyeduh setiap ludah peluh
di tengah malam, hitamnya sebegitu biru

di sini aku ingat kisahmu Anastasia
lelaki dengan tatap seindah mata burung Pleci
tubuhnya menguarkan aroma pohon cendana
nafasnya menyemburkan bau kelapa muda

ketika bungabunga soka  mekar seperti sayapsayap serangga
aku mau menyentuh jubahnya, mendengar suaranya yang suasa
berkata: “efata!”

ya…efata
ke seluruh nanah menelaga
sepanjang saman ketika katakata tak berdaya

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar