Senin, 20 Januari 2014

FRAGMEN 11 : Dari Sebuah Kisah (puisi Iverdixon Tinungki)



ia kalah. ia tak bisa jadi yang pertama

ia menghitung lima serambi pintu gerbang domba
tiga puluh delapan tahun rebah
diulang, hingga seluruh jenuh
jadi reruntuk enyuh

di kotakota kita kisah itu lebih nyata
kisah tua lelaki lumpuh di tepitepi gereja

di Bait Allah sayup terdengar  lagu
hanya lagu. seakan derap kereta membawa pulang orangorang
ke sebidang tanah perjanjian. tanah yang juga terhampar
di mimpimimpinya


tapi  iba bukan lagi bahasa murah
bukan lagi perasaan bisa dicerna
tak ada mau memandang orang terluntah
segalanya telah punya harga

suatu ketika, malaikat agung turun di Betesda
berpesta di atas kolam. mengguncang air
sesungguhnya cemar rembes air matanya

ternyata, air mata tak cukup membuat seluruhnya sembuh
tubuh harus tumpah, harus cebur hingga dena lumpur
tua itu jadi luntur

sebagaimana sejarahnya, ia tak bisa mendahului
tubuhnya teramat lemah
juga tak bisa berdiri melupakan semuanya
kecuali berharap ada suatu saat paling sepi
ketika ia merayap ke kolam, sesosok malaikat datang
membancakan kegembiraan dalam air tergenang
lalu, ia bisa jadi yang pertama berendam

sebagaimana dongengannya, aturan sebegitu kaku
tak bisa membuat ia untung. ia bingung

itu kisah saman gerbang Stefanus. tembok Yerusalem
masih kokoh. dombadomba tambun digiring ke rerumput subur
rasulrasul menyaksikan ribuan orang jadi yang pertama
menimbah mujizat dikabarkan injil ke seluruh saman

Anastasia…
di saman berbeda
di sebuah kanisah kecil
di bukit tak jauh dari penjara
aku bertemu lelaki yang selamat
dari peristiwa kapal tenggelam

aku bertanya: “bagaimana sampai engkau bisa selamat?”

“ada seorang lelaki memikul tilam
mengangkatku dari gelombang lautan
membawaku ke pesisir lebih aman,” dongengnya

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar