Kamis, 01 Agustus 2013

LAGHAENG (Puisi Iverdixon Tinungki)



(Buat Dirno Kaghoo)

laut yang begitu mengenalmu telah berwarna abuabu
terbaring di bawah lenganmu. seperti ayah ibu lupa warna matamu
juga sisa bau perahu selalu kau serup di ujung subuh

kau pun berdiri di tepi pesisir kampung itu sebagai lelaki
menafsir erang karang ambyar di terjang ombak. Sambil
memilahmilah dongengan nenek, siapa tahu ada sisa layar
masih berkibar


sebagian mimpimu juga tempias dilumat ombak
gugur dalam peperangan dulu sempat kau menangkan

dengan sisa ingatan akan rumah masa kanakkanak
sekali lagi kau menyusun bijibiji penyesalan

hujan pun turun mengguyur Laghaeng seperti berabad silam
menghanyutkan tubuhtubuh leluhur ke dalam luka pepohonan
yang dulu kau tebang

ketika sepotong hatimu menyelusup ke kaki rumput yang kedinginan
mencari ibu mulai luput kau kenang, jejaknya telah hilang
tertimbun bebatu gunung kian menghitam

sesungguhnya kampung itu tak ke manamana
kendati laut di depannya tak henti menenggelamkan  cahaya
di teritis matamu kulihat air matanya

2013  

*) Laghaeng: Nama kampung di pesisir pulau Siau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar