Jumat, 30 Agustus 2013

TAK MAU KEMBALI (Puisi Iverdixon Tinungki)



ia  tak mau kembali
ia tak mau ke kota lagi
ia memilih mematik api
di tradisi mengajari hidup mandiri

ia merasa kampung lebih asri
lebih sejati. menyeduh mimpi


ia telah bosan berada di pusatpusat perdebatan
tak kunjung mengubah apaapa
kecuali wajahwajah tirus
terbatabata memandang
menaramenara, jalanan
kawasan pertokoan, berpotong percakapan
di kampus, di hotel, di ruang perkantoran
kini tak lebih swalayan jual beli keadilan
ramai pias tawa sedemikian bajingan

ia memilih di kampung saja
di lumbunglumbung perkebunan
di ladangladang pertanian
menyigi aroma laut
menggarami  hujan di pelepah dedaunan

kota yang sombong itu tak lebih
segerombolan pengemis dan perompak
kenyang oleh air ludah
keringat, nanah
kampungkampung
yang dimangsanya, tapi diingkarinya

ia telah sampai pada sikap terakhirnya
sebuah rumah dengan pemendangan pulau
segelas kopi menguar bau kehangatan
di pagi dan senja beraroma cinta

ia sajak sederhana
menetas di tengah letih dan dahaga

2013
                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar