Kamis, 01 Agustus 2013

PULAU BANGKA (puisi Iverdixon Tinungki



(Suatu ketika bersama DK)

tinggal pulau kecil di tengah laut sajak ini punya sekawanan rusa
mereka mencari padang alangalang di luasnya hakekat katakata
dari satu hingga ke seribu kata kita cakapkan ternyata
sulit menemukan sepotong makna

rusa dengan tanduk bercabang lima dari surga menatap kita
begitu sigap memamah remah padangpadang luluhlantak
dan sebuah kota dengan menaramenara pasir
terus runtuh di telapak tangan kita


sekali lagi aku tiba di pulau Bangka mencari jejak terakhir sekawanan rusa
tinggal bau airmatanya melekat di semaksemak begitu rentah
pemburupemburu bersenapang berkeliaran menembaki bayangan rusa
yang tersisa. yang terbunuh bayang mereka sendiri di senja tak bernama ini

Ini senja keberapa aku menulis sajak dan berharap bapak
menemukan nafas rusa dalam katakata. waktu pun lelah menanti kabar
kabar dari bapak seperti lesap di ujung lidah. aku menemukan mayatnya
di akhir sajak, melepuh bernanah

2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar