Jumat, 30 Agustus 2013

PEMECAH BATU (Puisi Iverdixon Tinungki)



--buat ET, lelaki yang pantang menyerah memaknai hidupnya---

dengan sebuah palu ia memecahkan batu keseribu
kesepuluh ribu, lalu keseratus ribu, dan seterusnya
batubatu menjadi getas
ia tak mau menghitung lagi
tibatiba menyadari
selagi hidup tak ada benarbenar tuntas
ditetas. meski segegasnya kita meringkas nafas

di lembaran malam tahun ke lima puluh
tangannya penuh lepuh
sungaisungai kian dalam
membenamkan batubatu


batu ke sejuta selalu mampir ke mimpinya
tapi belum juga ditemukannya
kendati ia telah menghabiskan lebih separoh hidupnya
menyisir pesisir, mengeruk sungai
mencari sebongkah paling diidamkannya

sementara ia tak lagi kuasa membebat semua yang terlajur luka
nasibnya, juga sederet mata yang berharap tangannya tak lelah
memecah batubatu, hingga ada bisa diseduh di suatu subuh

dengan sebuah palu ia berangkat
menuju umurnya ke tujuh puluh
debu batu mengenapkan segala yang lusuh
wajahnya, kulitnya kisut mengerut
juga pesisir, sungaisungai mengelabu
di nafasnya yang perlahan mulai runtuh

di ujung malam yang letih ia bermimpi
memecahkan batu kesejuta ternyata
gumpalan airmatanya yang mengendap bertahun
di semua tumpukan doanya. kini menjelma sungai
menggapainya ke hilir dimana membentang pesisir
tanpa batu dan palu paling ia sayangi
kecuali pasir dengan berjuta peta masir

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar